"Makan es kembang tahu jahe?"
Bik Sri mengerutkan keningnya, terlihat berpikir keras. Sudah lewat pukul tujuh dua puluh lima malam, namun ia belum juga pulang ke rumah. Bukannya sengaja menunda, tapi pekerjaannya belum benar-benar selesai. Ia masih membereskan beberapa barang di kamar kerja milik Sadewa. Laki-laki itu tiba-tiba saja memutuskan untuk mengosongkan ruangan itu dan memindahkan seluruh barang-barangnya ke kamar belakang. Tanpa penjelasan. Tanpa alasan. Bahkan Alika pun tak berani bertanya mengapa.
Bik Sri memperkirakan, pekerjaan tinggal sedikit lagi. Untungnya ia tadi dibantu dua orang suruhan Sadewa, membuat prosesnya lebih cepat dari biasanya. Namun dua orang itu sudah pulang sebelum adzan Maghrib tadi berkumandang.
“Sepertinya agak susah,” gumamnya pelan, merujuk pada permintaan Alika yang cukup tidak biasa malam ini. Ia berani menyimpulkan bahwa mendapatkan apa yang diminta oleh nyonya mudanya kali ini memang bukan perkara mudah.
Es kembang tahu jahe.
Mendapatkan es t