Matahari senja mulai tenggelam di balik gedung-gedung tinggi Kota Wada ketika Peter Davis mengayuh sepeda listrik sewaan dengan perasaan campur aduk.
Angin sore yang sejuk menerpa wajahnya, membawa aroma khas kota metropolitan yang bercampur asap kendaraan dan debu jalanan.
Seharusnya perjalanan pulang ini menyenangkan setelah hari yang produktif di klinik, namun pikirannya terus berkutat pada wajah marah Dokter Antoni.
"Kehidupan di dunia ini memang penuh dengan orang-orang munafik," gumam Peter sambil membelokkan sepeda listrik ke gang sempit menuju kompleks apartemennya.
"Di Benua Zicari, setidaknya musuh langsung menantang duel dengan terhormat. Di sini? Mereka menusuk dari belakang sambil tersenyum manis seperti ular berbisa."
Namun, pemandangan yang menyambutnya di depan gedung apartemen kumuhnya membuat Peter hampir terjatuh dari sepeda.
Puluhan orang berkerumun di depan pintu masuk, sebagian duduk di tangga beton yang retak-retak, sebagian lagi berdiri gelisah sambil sesekali