"Bulan depan kamu kan harus kembali setelah proyek sudah berjalan lancar. Mbak Jingga pasti ikut juga kan?" tanya Sigit. Dan itu membuat Jingga kaget juga. Karena Fariq belum memberitahunya soal itu.
"Atau mau tetap tinggal di sini dan kamu yang bakalan bolak-balik ke Nganjuk?" tambah Sigit.
"Aku belum membahas hal ini dengan Pak Roby. Waktu aku ke kantor itu beliau memang bilang, kalau sudah bisa di tinggal sebaiknya aku segera kembali ke kantor. Mungkin dua minggu sekali atau sebulan sekali aku akan ngecek ke sini."
Meski hanya mendengarkan saja, tapi Jingga merasakan pedih. Baru sehari semalam menikah, pagi ini harus mendengarkan kabar lain. Memang ia pun sadar, pada akhirnya akan tetap ikut Fariq. Namun ia tidak berpikir akan secepat ini. Dipikirnya sang suami akan bertahan di sana hingga proyek itu selesai.
Bayangan anak-anak didiknya memenuhi benak. Mereka sudah menjadi bagian dari hidupnya.
Percakapan mereka terhenti ketika Laras membawakan hidangan ke ruang tamu. Jingga ke be