Sedih. Bimbang. Mungkin saja keputusanku tepat untuk menemui Jodi agar keluargaku tak diganggunya. Usai kudengar mobil Bu Santi pergi, aku merebahkan diri. Menenggelamkan kepala di bantal. Menangis aku pikir dapat melegakan pikiran Nyatanya tidak.
Penyesalan demi penyesalan memenuhi pikiranku. Andai aku tak sebodoh itu. Pasti nasibku tak seperti ini. Aku memang bodoh membenci orang tua sendiri. Anak mana yang tak kecewa ketika hadirnya tak di harapkan. Bahkan, dalam administrasi nama ayah dan ibu, bukanlah orang tua yang sebenarnya. Melainkan nenek dan kakek. Ketika mengetahui semua tentang jadi diri dari nenek buyut yang selama ini merawatku, hatiku hancur. Kenapa aku tinggal bersama nenek buyut, alasannya untuk menemani mereka. Memang, mereka membiayai segala kebutuhanku. Akan tetapi, bukan itu yang aku inginkan. Aku ingin seperti anak lain yang hidup berlimpah kasih sayang.Bandel, tak bersemangat untuk hidup membuatku sering bolos sekolah. Hingga pada