Kerumunan masih gaduh setelah kepergian Selena, meskipun suasana telah sedikit mencair. Beberapa tamu pura-pura tak melihat insiden barusan, tapi bisik-bisik yang beredar tidak bisa dibendung.
Dan di tengah hingar bingar itu, dari sisi lain ballroom, seorang pria muda berdiri sambil mengangkat gelas sampanye. Senyumnya tipis, tatapannya tajam, dan matanya… tertuju hanya pada satu orang.
Ariella.
Jason Ataraka.
Dengan setelan malam berwarna charcoal, dasi longgar, dan rambut sedikit acak karena angin luar, Jason tampak seperti seseorang yang tidak benar-benar ingin berada di pesta itu—namun tetap datang. Bukan untuk pesta. Tapi karena Ariella.
Ia melihat semuanya. Dari saat Ariella datang, hingga konfrontasi panas dengan Selena. Dan entah kenapa, amarah membuncah di dadanya.
Bukan pada Ariella.
Tapi pada kenyataan bahwa perempuan itu harus berdiri di tengah keriuhan politik yang tidak ia minta. Di sisi pria yang… seharusnya tidak pernah selamat dari kecelakaan itu.
Jason menari