Derren langsung menggelengkan kepala. saat mendengar petir menyambar ucapannya. Entah apa yang akan terjadi nanti, tetapi yang pasti Derren tak ada niatan menyentuh istri kontraknya ini.
Apalagi saat mengingat jika Tisya pernah menikah siri. Entah mengapa, dadanya bergemuruh tak senang, membayangkan istrinya pernah bersetubuh dengan laki-laki lain.
Tak ingin memikirkan banyak hal, Derren langsung duduk dan menatap tajam ke arah Tisya, yang sudah bangkit, meski bibirnya merintih kesakitan.
"Maaf, tapi perlu kamu tahu bahwa aku paling benci disentuh wanita tanpa persetujuanku!" ketus Derren yang masih mengingat sengatan bercampur sensasi aneh yang baru kali ini ia rasakan.
Tisya menundukkan kepalanya dan menghela napas, merasa kesal karena pinggang belakangnya terasa perih, tetapi tak ada yang bisa Tisya lakukan selain mengangguk.
"Saya juga minta maaf, maafkan saya karena saya terlalu lancang melakukan kontak fisik tadi, Tuan. Saya hanya sedikit syok," gumam Tisya pelan.
Men