Gairah Liar Mr Presdir-ku

Gairah Liar Mr Presdir-ku

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-06-13
Oleh:  😈BM Novita OTW🐊Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
4Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Kejaran rentenir membuat Tisya masuk ke dalam mobil pria asing untuk bersembunyi. Namun, siapa sangka pria itu justru meminta imbalan dalam bentuk pernikahan!!

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Tiba-tiba Menikah?

“Berhenti dan bayar hutang-hutangmu, sialan!"

Teriak rentenir laki-laki yang lebih mirip preman itu nekat mengejarnya dari Tanah air hingga ke London untuk menagih utang pada Tisya Rhani, mantan sekretaris pribadi di salah satu perusahaan besar di Indonesia.

Terlilit utang yang bukan utangnya, mendapat fitnah keji yang menuduhnya sebagai sekretaris selangkangan, yang sialnya hal itu membuat karirnya hancur. Ditambah lagi Tisya dirampok di bandara, semuanya lenyap, yang tersisa hanya kalung, dan ponsel keluaran terbaru di saku celana jeansnya saja.

“Aku harus bagaimana ini?”

Tisya berlari kencang, sesekali menatap ke belakang, berharap jika rentenir bengis itu sudah berhenti, tetapi ternyata dia begitu semangat mengejarnya, membuat napas Tisya semakin terengah-engah, dan ketakutan setengah mati, apalagi melihat pisau tajam yang diacungkan sang rentenir, seketika membuat tubuh Tisya lemas.

Tak ingin mati sia-sia, Tisya terus berlari semakin kencang, sampai akhirnya napasnya putus-putus, dan memilih berjongkok di antara mobil mewah yang terparkir rapi.

"A–aku belum ingin mati, ya Tuhan ...," ucap Tisya lirih yang napasnya ngos-ngosan.

Baru saja merasa lega, tetapi seketika tubuhnya menegang, ketika mendengar teriakan rentenir semakin mendekat.

Tubuh Tisya bergetar penuh ketakutan dan semakin menggigit bibir bawah, dengan mata yang kian liar menatap, lalu secepat kilat membuka pintu mobil yang terparkir di depannya dan langsung masuk ke dalam.

Namun, betapa terkejutnya Tisya saat mata coklat madunya bertemu tatapan tajam biru samudra dari laki-laki asing yang sepertinya adalah pemilik mobil itu. Dan yang membuat Tisya semakin terperangah adalah, laki-laki itu begitu tampan, dengan bibir pink alami yang terlihat sangat seksi.

Belum juga laki-laki tampan ini bersuara, Tisya langsung menyela panik, “T-Tuan, tolong biarkan saya sembunyi di sini. Saya dikejar preman dan nyawa saya di ujung tanduk. Saya mohon ... Tuan.”

Namun, Darren, pria pemilik mobil itu, justru menaikkan satu alisnya saat melihat sosok Tisya yang sedang panik. Bibirnya mengulas senyum tipis, sangat tipis hingga hampir tak terlihat. 

Detik itu juga, tanpa banyak kata, Derren membuka baju mereka, yang membuat Tisya terkejut setengah mati, langsung menutup dadanya yang berbalut bra merah, bahkan tubuhnya refleks mundur hingga membentur kaca mobil, saat Derren semakin mendekat.

“T–Tuan …”

“Diamlah kalau kamu ingin selamat!” Ancaman tersebut berhasil membuat tubuh Tisya membeku, dan tak berani bergerak barang satu inci pun.

Wajah Derren semakin mendekat, hingga bibir keduanya saling bersentuhan. Dan saat itu juga jarinya menekan tombol membuat kaca mobilnya turun.

Seketika, rentenir yang sedang berdiri di depan pintu mobil itu membulatkan matanya tak percaya dengan wajah kesal, melihat mereka sedang bercumbu.

“Sial, apa-apaan ini?!” gerutu sang rentenir.

Darren sedikit memberi jarak antara bibirnya dengan bibir Tisya, lalu melirik ke arah rentenir itu dan berkata, “Kalian mau mengganggu kesenangan kami?”

Rentenir itu mendengus kesal dan pergi dari sana dengan perasaan murka.

Tubuh Tisya masih bergetar, disertai perasaan aneh yang mulai menjalar, tetapi ia tidak bisa melakukan apapun seolah membeku meskipun tahu bahwa rentenir yang mengejarnya telah pergi.

Sejenak dia merasa lega, tetapi segera setelah itu, dia kembali ingat soal dirinya yang hampir telanjang, dan Darren yang masih menekan tubuhnya.

“T–Tuan … bisa tolong mundur sedikit?” tanya Tisya dengan sedikit bergetar.

Namun, bukannya menjauh, Darren justru bertanya, "Aku sudah membantumu, jadi mana bayaranku?"

Pandangan Derren tak lepas dari wajah tegang Tisya.

“M–maksud Tuan apa?” tanya Tisya bingung.

“Menikahlah denganku,” jawab Darren tanpa keraguan, lalu sedikit menciptakan jarak dengan Tisya.

Tisya membelalakkan matanya tak percaya.

Apa pria ini gila?!

"T–tapi kita tidak saling mengenal, Tuan! Ini mustahil!” tolak Tisya segera. Karena Darren tidak lagi menindih tubuhnya, ia buru-buru merapikan pakaiannya.

“Tidak ada yang tidak mungkin,” ujar Darren dengan senyum tipisnya.

Tisya semakin membelalakkan matanya, ia menatap Darren tak percaya. 

“T–Tapi saja seorang janda. Tidak mungkin Anda mau menikahi janda, kan?” kata Tisya akhirnya dengan putus aja. Meskipun status itu ia dapatkan dari pernikahan siri sesaat, tetapi jika itu bisa menyelamatkannya saat ini, tentu tidak masalah.

“Itu bukan masalah bagiku,” jawab Darren segera, seolah tanpa beban. "Kalau kamu menolak, aku akan memberikanmu pada orang yang mengejarmu ... bagaimana?"

Kedua bola mata Tisya membulat sempurna dan menelan ludahnya susah payah, kepalanya pun menggeleng.

Bukankah ini sama saja seperti keluar dari kandang singa, lalu masuk ke kandang buaya?

“Jangan … jangan serahkan saya pada mereka,” pinta Tisya semakin panik.

Namun, belum sempat ia memutuskan, tiba-tiba sebuah notifikasi pesan masuk ke dalam ponsel Tisya.

Bagai bom atom, dadanya terasa meledak ketika membaca pesan bahwa neneknya masuk rumah sakit karena mengalami pendarahan di kepalanya dan harus segera dioperasi dengan biaya 320 juta.

Setelah ditipu oleh Donal Beik, mantan pacarnya, yang membawa kabur sebagian penghasilannya ketika menjadi sekretaris pribadi, ditambah lagi pria itu juga meminjam uang pada rentenir atas namanya.

Tak cukup sampai di sana, Donal Beik bahkan menyuruh perampok kelas kakap merampoknya sebelum lepas landas, membuat Tisya benar-benar menjadi gelandangan di kota London ini.

Air matanya menetes, lalu kepalanya tak sengaja menoleh ke samping, masih terdapat laki-laki tampan yang diam dan menatapnya tajam.

Hatinya menggeliat tak mengerti, mengapa laki-laki asing ini melihatnya seperti melihat musuh bebuyutannya saja. Padahal, ini adalah pertemuan pertama mereka.

“Bagaimana?” tanya Darren tiba-tiba, yang langsung membuyarkan lamunan Tisya.

Dengan sedikit ragu, Tisya menatap Darren. Sebuah pemikiran gila tiba-tiba muncul di kepala Tisya.

“Kalau saya menjadi istri Tuan, apa saya akan tinggal dengan Tuan dan boleh meminta uang pada Tuan?” tanya Tisya dengan ragu.

Sekarang, katakanlah Tisya tak memiliki urat malu karena sebelumnya menolak dengan keras, tetapi sekarang tiba-tiba berubah pikiran. Karena baginya, nyawa nenek satu-satunya dan hidupnya menjadi taruhannya.

Derren mengangkat satu alisnya tinggi, lalu melipat tangan di dada, diam tanpa menjawab pertanyaan Tisya. Membuat jantung Tisya berdebar kencang, gugup dan malu luar biasa.

"Ikuti segala aturanku. Maka semuanya bisa kamu dapatkan, Tisya!" kata Darren akhirnya.

Namun, satu hal yang membuat tubuh Tisya membeku.

Dari mana laki-laki ini tahu identitasnya? Mereka tak saling mengenal satu sama lain. 

Akan tetapi, kepalanya langsung menggeleng dan tak ingin memikirkan hal yang tak begitu penting untuk saat ini.

Dengan jari-jari saling bertaut, Tisya menundukkan wajahnya, lalu berbicara lirih menatap Darren dan berkata dengan yakin, "Kalau begitu saya mau.”

Darren tersenyum puas. “Bagus, kita menikah sekarang juga.”

Tisya membelalakkan matanya terkejut. “Se–sekarang?”

“Kenapa? Mau berubah pikiran?” Darren melirik Tisya sekilas, lalu bersiap untuk menyalakan mesin mobil.

Tisya buru-buru menggelengkan kepalanya. Dia butuh uang itu cepat, juga tempat tinggal di negara ini. “Tidak … saya tidak berubah pikiran.”

Tanpa menjawab, Darren langsung melajukan mobilnya menuju kantor catatan sipil.

Di samping, Tisya sesekali mencuri pandang ke arah Darren. Perasaanya campur aduk, tetapi sepertinya ini memang keputusan terbaik untuk menyelamatkan hidupnya dan nyawa neneknya. Namun, saat itu Tisya menyadari sesuatu.

Dia bahkan belum tahu siapa nama pria ini!

“T–Tuan, saya belum tahu nama Tuan,” kata Tisya lirih.

Setidaknya, Tisya harus tahu nama orang yang akan menikah dengannya, bukan?

“Darren Rynegan,” jawab Darren singkat.

Darren Rynegan?

Tisya merasa tidak asing dengan nama itu. Namun, Tisya memang sama sekali tidak pernah melihat wajah itu sebelumnya. Jadi, dia buru-buru menghapus rasa penasarannya dan mengangguk pelan sebagai jawaban.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
5 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status