Seminggu berlalu, Lili benar-benar merasa hidupnya ada yang kurang dan hambar. Bukan hanya karena sang suami mengatakan butuh beberapa hari lagi berada di luar negeri tidak seperti jadwal yang seharusnya.
Bukan hanya karena Zian belum pulang. Tapi karena Lio juga tak lagi muncul.
Biasanya, pria itu datang tiba-tiba, dan memberi perhatian kecil yang membuat Lili merasa di hargai sebagai perempuan. Namun kini, hanya ada beberapa pesan dari Lio. Pesan yang membuat Lili tersenyum, tapi rasanya tetap saja berbeda tanpa kehadirannya.
Lili menghela nafas panjang, seharusnya ia senang karena Lio tidak lagi muncul dan mengganggunya, karena memang itu yang Lili harapkan dari awal, tapi kenyataannya berkata lain.
Hari ini, Lili memutuskan makan siang di sebuah restoran sederhana tak jauh dari kantornya. Ia duduk sendirian, mencoba menghabiskan sepiring nasi dan ayam panggang, tapi rasanya hambar. Bahkan sambal favoritnya pun tak bisa menambah nafsu makan.
"Halo, Lili," sapa sebuah suara yang L