Hampir satu tahun telah berlalu sejak malam yang penuh ketegangan itu, saat segala kebenaran terungkap dan luka masa lalu dibuka paksa untuk disembuhkan.
Kini, matahari pagi menyinari kota kecil di pinggiran Meksiko—tenang, damai, dan penuh harapan. Langit cerah tanpa awan, semilir angin meniup lembut dedaunan yang mulai menguning.
Di sebuah taman kota yang pernah menjadi saksi bisu perjuangan cinta mereka, Felix dan Emily kembali datang.
Kali ini, bukan dengan emosi yang tak terucapkan atau kebisuan yang menyimpan rahasia, melainkan bersama tawa kecil yang mengisi udara: suara bayi mereka, tertidur pulas dalam kereta dorong berwarna biru laut.
Emily tersenyum, sesekali menunduk membetulkan selimut kecil yang menyelimuti sang buah hati.
“Oliver Theodore Anthony,” gumamnya lirih, seakan masih tak percaya bahwa kehidupan dalam pelukannya kini adalah bagian dari dirinya dan Felix.
Felix memutar wajah ke arah i