"Shinta, kenapa kamu tidak meminta pendapatku dulu? Kenapa langsung tanda tangan kontrak?" tanya Raka kesal.
"Aku yakin dengan perusahaan ini, Mas."
Raka menghela napas kasar
"Baiklah. Aku akan menemanimu hari ini."
Shinta tak menyahut. Dia tidak mungkin mengatakan bahwa pemilik perusahaan itu adalah Reinhard. Tak ingin berdebat dengan suaminya pagi ini, Shinta memilih diam. Biar nanti Raka akan mengetahuinya sendiri.
Setelah memastikan Kaisar baik-baik saja, Shinta mencium bocah lucu menggemaskan yang masih terlelap di atas tempat tidurnya. Anak laki-lakinya itu sudah mulai pandai berbicara. Satu hal yang membuatnya selalu merindukan bocah lucu itu.
"Ayo berangkat, Mas!" ajak Shinta setelah mereka sarapan.
"Kenapa terburu-buru, Sayang?" Raka masih sibuk dengan ponselnya.
"Aku hanya berusaha untuk disiplin. Bukankah kamu yang mengajarkanku begitu?"
Raka menyadari, Maira sekarang sangat berbeda dengan Maira yang dulu. Kini istrinya itu tampak lebih elegan, profesional dan berke