"Kenapa? Mbaknya terkagum-kagum ya, sama Aku?"
Syafa yang semula terkejut melihat keberadaan Aina di ruangan Paul, secepat mungkin menguasai situasi. Ia tau Aina sedang terheran-heran melihat dirinya yang sudah tidak memakai kursi roda dan tampil lebih cantik.
Syafa merasa puas melihat Aina ternganga, memandangnya dengan wajah kagum. Senyum kepuasan terukir dari wajah cantik gadis itu.
"K-kamu ..." Aina spontan menunjuk ke arah Syafa.
Paul melangkah menghampiri istrinya yang kini sedang tampil berbeda dari biasanya. Dengan gamis lengan panjang itu, Syafa terlihat lebih anggun dan dewasa.
"Sayang, Kamu sudah pulang?" Tanpa canggung Paul mengecup lembut kening Syafa.
Syafa mengangguk manja, lalu melingkarkan kedua tangannya pada perut suaminya.
Aina sontak memalingkan wajahnya dari hadapan suami istri itu.
"Ehm ... ehm ... Aku ke sini mau booking ruangan untuk acaraku. Apa bisa?'" Aina menjatuhkan tubuhnya di sofa sambil pura-pura merapikan rambutnya.
"Bisa. Untuk tanggal berap