"Astaga, Syafa ... entah sudah yang keberapa kali dia menghubungiku?"
Ponsel Paul terus berdering. Namun, Ia tak bisa menjawab karena sedang mengemudi. Terlihat ada nama Syafa pada layar. Akhirnya Paul memutuskan menepikan mobilnya di depan sebuah minimarket, lalu meraih ponsel yang ada di jok sebelahnya.
"Hallo, ada apa, Syaa?" Paul mendengkus kesal karena istrinya yang masih muda itu sama sekali tidak sabar.
"Kak Paul kok lamaaa? Ini ditunggu Ayah. Ada yang mau Ayah bicarakan."
"Iyaaaa. Aku sedang menuju ke sana. Kamu tunggu saja!" sahut Paul dengan nada sedikit kesal, lalu menutup panggilan itu segera.
Pikiran pria bule itu masih terus tertuju pada Rein. Entah apa yang sedang direncanakan saudara kembarnya itu? Bagaimana dengan semua kontrak kerjanya dengan beberapa perusahaan?
"Astaga! Bukankah Rein saat ini sedang ikut andil dalam mengembangkan perusahaan baru milik Lintang? Aku harus tanyakan nanti pada Lintang dan mertuaku itu. Mereka pasti akan bertemu Rein dalam wakt