"Kamu harus kuat walau tanpa Rein. Perusahaan membutuhkanmu." Laura membelai lembut lengan Maira yang masih berbaring di ranjang besar miliknya.
Sudah satu bulan Rein pergi tanpa kabar. Tak ada satupun yang tau dimana pria itu berada.
Paul pun tak mendapatkan informasi apapun. Yuda dan Elkan juga belum menemukan petunjuk.
Semalam Maira kembali ke dokter ditemani Laura untuk memeriksakan kehamilannya. Wanita itu sedikit terhibur karena dokter mengatakan kandungannya baik-baik saja. Said beberapa kali menghubungi bahwa banyak kerjasama yang tertunda karena para calon investor dan partner bisnis ingin bertemu langsung dengan Maira.
"Rasanya berat sekali, Maa ... Separuh dari nyawa Aku seakan lenyap." Suara parau Maira terdengar lemah.
Dada Laura terasa nyeri melihat wajah Maira yang kacau. Sejak Rein pergi, Maira sama sekali tak mau berhias. Sering menangis dan sulit tidur.
"Ingat, Sayang! Kamu masih punya Kaisar dan calon bayi yang ada di perutmu. Mana Maira yang kuat yang selama i