"Pak .. berhenti! Saya turun di sini!" Raka langsung keluar dan berlari memasuki gedung, ketika Pak Pardi menghentikan mobil.
"Pak, saya juga turun di sini!" selaku.
Akupun mendekati kerumunan itu. Sepertinya para karyawan tidak menyadari kedatanganku di belakang mereka .
Diam-diam aku mendengar perbincangan mereka.
"Bu Aina pasti sangat mencintai Pak Raka, sampai dia nekad mau bunuh diri agar Pak Raka mau kembali padanya."
"Dulu mereka sering kemana-mana berdua. Mereka terlihat cocok."
"Kenapa Pak Raka tidak menikah dengan Bu Aina saja?"
Ya Allah ..., ternyata mereka dulu sangat dekat. Bahkan hampir semua karyawan sudah mengetahuinya.
Hatiku terasa diremas mendengar ini semua.
Aku mendongakkan kepala ke atas.
Astaga ..! Aina berdiri tepat pada lantai paling atas gedung ini. ...
Wanita cantik itu sepertinya sedang menangis tergugu. Sesekali punggung tangannya mengusap matanya yang basah.
Gedung staf direksi memang tidak setinggi gedung operasional. Gedung yang hanya terdir