“Kamu ngomong apa, Lif?” Suara Maura menginterupsi lamunan Alif.
Alif mendongak membuat kedua mata mereka bertemu. Mata bulat Maura yang ekspresif menatap penuh kekaguman ke Alif.
Alif hanya diam dan menghindari tatapannya. Sementara Maura sudah menggeser duduknya mendekat ke Alif.
“Kita mulai diskusinya, ya?”
Kembali Maura bersuara. Sama seperti tadi, tidak ada jawaban dari Alif, tapi kepalanya sudah mengangguk tanda jika dia setuju dengan permintaan Maura.
Sementara itu Dira sudah berada di bagian dalam rumah. Sesaat sebelum naik ke lantai dua, ia melirik ke ruang makan. Ia melihat banyak piring dan gelas bekas digunakan berserakan di atas meja. Tidak hanya itu saja, banyak beberapa makanan yang masih tergeletak di sana. Sepertinya Alif dan Maura baru saja selesai makan malam di sana.
Dira menghela napas, urung ke lantai dua dan melipir ke ruang makan. Selanjutnya dia tampak sibuk membersihkan dan merapikan semuanya