Tatapan Amira yang sempat dilihatnya sekilas, tampak suram saat mendengar dirinya tidak menginap malam ini, membuat Dimas gusar dan lagi-lagi enggan untuk kembali ke rumah kontraknya. Memilih menemani gadis asing dari seberang yang sedang merana sebab kecewa berat akan kelakuan calon suami, Dimas memutuskan untuk menginap di apartemen lagi malam ini.
Aroma manis, gurih dan sedap yang menerobos masuk kamar membuatnya urung merebah di ranjang. Dimas tahu jika Amira sedang membuat roti panggang seperti biasanya tiap malam. Mata yang tidak mengantuk semakin berontak mengajak keluar dari kamar.
Ceklerk
Terwujud juga yang diharapkan Amira, lelaki baik itu tidak pergi dari apartemen. Dia mengenakan piyama tidur khusus lelaki dan tanpa membawa barang apapun, pertanda tidak pergi, tengah berjalan lambat menghampiri dapur.
“Mas Dimas, nak roti juga tak?!” Amira menyambut sebelum Dimas bertanya. Hanya ada setangkup roti di dalam oven. Tidak membuatkan sekalian sebab menghindari mubadz