author-banner
kamiya san
kamiya san
Author

Nobela ni kamiya san

Istri Perawan Disangka Janda

Istri Perawan Disangka Janda

Sazleen Shanumi mendapat naas bertubi. Niat mencari dana cepat untuk ganti rugi kecelakaan akibat teledor, justru mendapat apes lagi. Dirinya ditangkap basah bersama Daehan, bos barunya di sebuah hotel dan mendapat sanksi dinikahkan. Tidak disangka, Intana, tunangan Daehan adalah korban kecelakaan yang sedang memerasnya. Daehan sama sekali tidak berminat pada sosok Shanumi yang di matanya adalah janda dengan wajah bengkak dan burik sebab suntik cantik. Namun, perjanjian berdua sebelum dipaksa menikah membuatnya terbelenggu.
Basahin
Chapter: Bab 515
“Ada apa, Intana?” tanya Daehan heran dengan gelagatnya. Intana tidak langsung tanda tangan seperti biasa. Daehan langsung menyuruh tanda tangan saja sebab tidak sabar, tidak telaten, dan Intana sendiri tidak akan peduli meskipun dipaksanya membaca. Tidak ada respon apapun di kepalanya setelah membaca. Yang dia tahu hanya tanda tangan dan mendapatkan hak uang setelahnya. Selalu seperti itu. Namun, kali ini terlihat lain. Intana membaca tetapi tertegun kemudian. Bahkan kini sedang menatap tajam padanya. Tidak biasanya Intana timbul reaksi. “Kenapa, Intana?” tegur Daehan kembali. Intana masih menatapnya dengan bola mata makin melebar. “Ini… ini, tidak salah?” tanya Intana tersendat dengan jari telunjuk menuding nuding cepat pada berkas. “Memang kenapa, apanya yang salah di situ?” Daehan berkernyit dahi. Pasti memang ada hal yang sangat luar biasa di berkas itu hingga Intana tergerak meresponnya. “Lihat, di sini, ditulis jika Juanda Arga adalah Chief Executive Officer d
Huling Na-update: 2025-09-23
Chapter: Bab 514
Hawa Surabaya yang seharian menyengat, telah redup dan membawa angin semilir. Mentari yang bersinar terik, perlahan tenggelam di ufuk senja. Memberi rasa hangat dan bukan lagi rasa menyengat. Intana duduk di balkon apartemen mewahnya di lantai dua sambil menikmati secangkir teh susu yang hangat. Lima belas menit lalu baru bangun dari tidur siang yang lelap. Setelah perjalanan dari Blitar menuju Surabaya selama lima jama yang sangat melelahkan dan seorang diri. “Lebih baik aku mandi saja. Lagipula Talita masih tidur. Dia akan aku bangunkan setelah aku selesai mandi dengan tenang.” Intana menyambar cangkir teh untuk diteguk hingga habis, lalu berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Sekilas melihat gadis kecil yang tidur pulas di atas ranjang. Perasaannya berdesir, berbaur antara sedih dan iba. Putrinya akan dibawa orang tua ke Kanada ujung minggu ini. Intana terpaksa rela sebab ibunya memaksa. Sudah terlalu candu pada cucu hingga cintanya melebihi dari anak sendiri. Sedi
Huling Na-update: 2025-09-23
Chapter: Bab 513
Juan menyandar dengan pandangan ke langit-langit biru ruang kerja. Saat dilema dengan keadaan Santi, merasa ragu jika diri sendiri harus menjadi pendonor, sebuah prasangka berkelebat. “Dan, Ardana!” serunya pada asisten yang sudah kembali ke mejanya. Tidak ada sahutan, ke mana? Sedang pintu ruang kerjanya masih terbuka. Seharusnya Ardana mendengar. Dengan rasa tak sabaran Juan pun mendatangi. “Ke mana, dia?” gumam Juan. Tidak mendapati asistennya di meja depan pintu. Dengan cepat berjalan menuju lorong penghubung lobi. Langkahnya menuju ke meja resepsionis yang setiap hari hanya Santi seorang menguasainya. Ah, itu dia! “Sedang apa kamu, Dan?” tanya Juan tajam pada Ardana yang sekarang duduk di kursi resepsionis milik Santi sehari-hari. Lelaki itu terlihat salah tingkah kedapatan sang atasan sedang duduk di atasnya. “Coba nelponin keluarga Santi, Pak. Pada gak di rumah semua kata polisi. Saya telpon pun gak diangkat, Pak.” Kali ini ekspresi cemas di wajah Ardana tidak bisa
Huling Na-update: 2025-09-23
Chapter: Bab 512
Mobil bersama sopir yang datang menjemput lelakinya itu berlalu. Tangan yang baru melambai-lambai pun turun perlahan dengan pandangan yang kosong. Galau luar biasa dengan bimbang yang sedang dirasa di dadanya. Dua puluh menit lalu.... Saat Juan menunggu jemputan sopirnya. Mereka sempat duduk di teras dengan menikmati coklat hangat dipeluk hawa pagi pegunungan. Diiringi kicau burung bersahutan yang terbang rendah di sekitaran pagar villa. Burung yang cantik dan diambang kepunahan, burung kolibri penghisap sari bunga yang unik. “Pukul lima sore nantibaku akan datang ke sini, Intana. Kamu kubawa turun ke kampung dan tinggal denganku, Intana.” Juan berkata sambil merapikan kemejanya. Sama dengan yang dipakainya malam tadi, kusut. “Aku tidak janji, Mas Juan.” Intana berkata jujur. Sebab keinginan untuk pulang ke Surabaya sebentar sedang sangat menggoda di pelupuk mata. Rindu pada ibu dan putrinya. “Aku bukan tidak membolehkan kamu ke Surabaya. Tetapi alangkah tepat jika pergi
Huling Na-update: 2025-09-22
Chapter: Bab 511
Juanda Arga masih menahannya dengan begitu posesif. “Sudah kubilang aku sangat haus. Kamu bukan iblis kan?” tanya Intana asal bicara. Meski Juan tidak berbuat kasar atau berlebihan apapun yang menyakitkan. Justru hanya rasa berdebar melulu. “Ayo kuantar ambil minum,” sahutnya datar. Telah disambarnya selimut untuk dibentangakan pada Intana sambil jalan. Sekilas dilihat, Juan memperlakukan Intana seperti sandera. Dia bawa berhimpit tanpa dilepas menuju ruang makan. Baru dia rela mendudukkannya dengan bebas di meja makan. Dia mengambilkan minum, lalu disodorkannya di depan Intana. "Minum yang banyak sebelum kita bercinta." Juan sambil tersenyum mesum. “Kamu kayak psikopat. Kamu ingin membunuhku?” Intana protes dengan lirih. Beberapa kali selimut itu hampir jatuh yang membuat Juan seperti sesak napas. Intana diam. Tidak berdaya untuk mengumpat atau kesal berlebihan. Tenaganya seolah terpendam jauh ke dalam tubuh dan terpenjara untuk tidak lagi keluar. Masih gemetar denga
Huling Na-update: 2025-09-22
Chapter: Bab 510
Pertemuan bersama Daehan berakhir dengan perut kenyang masing-masing. Dua wajah tampan terlihat cerah dan jauh berbeda dengan raut Intana. Muram, ditekuk, dan bibirnya pun cemberut. Tatapannya bak belati pada Juan. Entah apa yang disimpan, sepertinya marah sebab merasa telah dibohongi oleh Juan. “Sampai jumpa, Mas. Jangan lupa, datang ke Surabaya dengan Intana.” Daehan berkata sebelum masuk ke dalam mobilnya. Mereka berdiri di luar pagar rumah makan dan akan bertolak kembali ke tempat masing-masing. “Jangan khawatir, Mas. Insya Allah, kami akan datang!” Juan menyambut tidak kalah antusias. “Bye Intana, jangan membangkang pada suami. Ingat dosa!” seru Daehan masih sempat menggoda Intana. “Assalamu'alaikum!” seru Daehan bersama dirinya yang masuk ke dalam kendaraan. Ternyata bersama sopirnya, Agung yang setia menanti dan enggan memandang Intana. Bagaimanapun perempuan itu masih merasa kesal, dirinya menolak mendampingi di sini dengan alasan alergi jauh dengan istri. “Wa'a
Huling Na-update: 2025-09-22
Pengasuh Kesayangan Tuan Hartawan

Pengasuh Kesayangan Tuan Hartawan

Latar cerita : Pulau Batam dan Singapura Aresha adalah arsitek muda dan jelita yang mendadak jadi pengasuh. Sangat dicintai oleh Venus, bayi malang tanpa orang tua sebab kecelakaan amat tragis. Mengasuh Venus, membuat Aresha ada di antara dua lelaki. Yakni paman dari pihak ayah dan pihak ibu si bayi. Tuan Herdion yang kaya raya dengan sikap dinginnya. Serta Tuan Hisam yang tampan dan sangat perhatian. Masalah bertubi datang saat kedua paman saling berebut hak asuh keponakan. Pada paman di pihak siapa akhirnya pengasuh dan keponakan itu dibawa?  
Basahin
Chapter: Bab 112. Jangan Janda
Herdion sedang membaca email dan tampak terdiam. Duduk di sofa dalam kamar hotel yang nyaman. Mereka semua masih berada di Singapura dan akan kembali dua hari lagi. Sedikit diperpanjang sebab sambil ingin liburan santai dan bahagia bersama keluaraga. Venus telah datang menyusul bersama Lia dan Tiwi. Lagi lagi Sita Yasmin tidak ikut. Seperti biasa, Yunus Herdion selalu sibuk memancing di lautan.Saat berangkat, tidak bisa barengan sebab Venus memiliki jadwal imunisasi. Sedang Tiwi harus upgrade passport lamanya ke Kantor Imigrasi. Kini semuanya di kamar sebelah yang luas bersama Taufiq dan Alya sambil mengawasi mereka berdua. “Sha, ada email dari Julian dan istrinya!” ujar Herdion agak keras, masih drngan posisi duduk di sofa. Bahkan menoleh Aresha pun tidak.“Apa isinya?!” Suara Aresha juga lantang. Sebab, sedang turun hujan sangat deras sedang pintu balkon terbiar dibuka. Nasib baik tidak ada angin kencang yang menyertai hujan lebat itu.“Kedua suami istri itu minta maaf dan minta
Huling Na-update: 2024-01-26
Chapter: Baan 111. Siapa Clara?
Aresha hanya bergerak menepi. Tidak ingin bereaksi dengan memgomentari. Justru bergeser membuka ruang agar pandangan mereka tanpa ada lagi penghalang dirinya.“Syahfiq, apa kabarmu… tidak menyangka melihatmu di sini,” ucap Clara. Mata itu berbinar sangat cantik. Tampak gembira melihat Herdion di kapal.“Kalian kenal?” Herdion merespon dengan menatap Aresha. Juga sekilas pada Clara. Terkesan abai akan sapa Clara yang sangat.l antusias.“Aku … kalian juga kenal?” Kali ini Clara tanggap, menatap Aresha dan Herdion bergantian.“Kenalkan, dia Aresha, istriku,” ucap Herdion cepat dan kaku. Wajah tampannya semakin tegang, tidak ada segaris pun senyum di bibirnya untuk Clara dan Aresha. Aresha terus diam dan menyimak. Masih bertanya siapa Clara bagi suaminya. Tidak ada lagi senyum cerah di wajah cantik itu. Mereka saling diam, kesan akrab seketika hilang di antara mereka.“Mammaah ….” Bocah kecil yang tadi asyik bermain dengan Alya dan Taufiq telah mendekati Clara dan memegangi lengan tanga
Huling Na-update: 2024-01-25
Chapter: Bab 110. Clara
Herdion dengan sabar membujuk sang istri. Merasa sungguh tidak nyaman jika istri cemberut dan muram. Aresha yang biasa berbinar penuh senyum, ini jadi mendung suram seharian. “Lalu apa yang membuatmu muram seharian, Sha? Ayo, katakan …,” bujuk Herdion. Lembut membelai pipi istri dengan telapak dan jari."Sebenarnya … aku sedang ngidam," sahut Aresha sambil menunduk. Herdion merengkuh dan memeluk.Mendengar ucapan itu, Herdion justru ingin tertawa. Namun, sekuat hati ditahan, tidak ingin menyinggung perasaan wanita yang sedang bad mood di pelukan."Kamu sudah ngidam? Katakan saja padaku, apa yang sedang kamu inginkan, Sha ...," ucap Herdion lembut. Meski tidak habis pikir dengan ngidam Aresha yang dirasa sungguh dini."Aku ingin bercerita sedikit. Kata Mama Yasmin, saat kehamilan Taufiq, belio tidak bahagia, sebab papa sangat sibuk bekerja demimu dan almarhum adikmu. Mama kurang kasih sayang dan perhatian dari Papa Yunus." Aresha sejenak terdiam. Juga memeluk Herdion."Sama dengan m
Huling Na-update: 2024-01-24
Chapter: Bab 109. Hamil tetapi Muram
Tujuh hari kemudian …Herdion meninggalkan Venus yang bermain sendiri di ranjang. Mendekati Aresha yang tengah mengeringkan rambut dengan hair dryer di meja rias. Merasa janggal dengan sikapnya yang selalu muram pagi ini. Bahkan saat memadu kasih pagi tadi, istri cantiknya terlihat enggan menatap. Juga mengunci rapat bibirnya. Tidak segencar menyebut nama Herdion seperti di tiap padu kasih mereka biasanya."Ada apa denganmu, wajahmu tampak muram. Apa aku punya salah padamu, Sha?" tanya Herdion sambil mengancingkan kemeja di belakang kursi Aresha. Mereka bisa saling melihat di kaca.Mata bening Aresha hanya menyapu wajah menawan suami sekilas. Kembali abai dengan mengeringkan rambut di mesin."Kenapa? Jawablah ... aku tidak akan fokus buat kerja jika kamu tidak mengatakan. Apakah ingin pulang ke rumah orang tuamu? Bukankah sudah kubilang menunggu hari Minggu ... Kamu tidak sabar lagi?" Herdion membungkuk. Berbicara di samping kepala Aresha di pelipis."Kamu tidak pernah mencintaiku ..
Huling Na-update: 2024-01-23
Chapter: Bab 108. Ingin Pulang
Aresha memang sangat kecewa dan bahkan menangis. Kesal akan putusan suami yang menginginkan dirinya mencabut kasus Julian dari kepolisian.Namun, membayangkan diri lebih lama berada di tangan Julian, itu memang lebih mengerikan. Butuh bertaruh harga diri, kehormatan dan keselamatan. Mantan bajingan, si Julian, bisa saja kerasukan sewaktu-waktu dan melakukan pemaksaan. Beruntung selama ini Aresha masih selamat tanpa sedikit saja diciderakan. Bersyukur suami tercinta lekas datang menyelamatkan. “Bagaimana?” tanya Herdion sedikit lega saat merasa tangan Aresha bergerak melingkar ke punggung. Yang semula tegak kaku tidak menyambut pelukan, kini aktif membalas.“Iya, aku paham dengan keputusan yang sudah Bang Fiq ambil. Maafkan aku,” ucap Aresha yang kini kepala juga disandar ke dada sang suami. Memeluk erat punggungnya.“Jadi, minggu depan kita ke seberang lagi. Setuju?” tanya Herdion dan Aresha pun mengangguk. Herdion ingin memastikan jika Aresha bersetuju memaafkan Julian, sekadar dal
Huling Na-update: 2024-01-22
Chapter: Bab 107. Kecewa
Herdion menghela napas dan menyandar di kursi. Hima siaga dengan perlengkapan tulis dan duduk di sebelah dalam kursi yang sama. Dua orang lelaki di depan mereka sedang berbincang dan serius. Mereka berempat baru saja berdiskusi hal penting bersama.“Baiklah, sebagai tanda minta maaf dan rasa malu yang kami tanggung. Kami setuju dengan segala syarat yang akan Anda ajukan minggu depan di kepolisian Singapura, Tuan Syahfiq Herdion.”“Tolong pastikan Anda benar-benar datang. Kami benar-benar khawatir jika Anda berubah pikiran. Kami tidak masalah dengan tuntutan materi pengganti kerugian secara moral dan materi akibat perbuatan anak-anak kami pada istri Anda. Berapa pun, Tuan Syahfiq …,” ucap salah satu lelaki yang Herdion baru tahu adalah ayah dari si bajingan Julian. Sedang lelaki yang duduk di sebelahnya, adalah ayah dari Hana. Mereka berdua merupakan bagian dari daftar atas orang-orang konglomerat di Pulau Batam. “Saya dan istriku akan datang setelah genap dua minggu putra Anda di tan
Huling Na-update: 2024-01-21
Hasrat Cinta Abang Tiri

Hasrat Cinta Abang Tiri

Faqih Rushqi melarikan Sandra Jeta dari bumi pendakian di Kinabalu saat ber-camping. Berniat menjadikan gadis yang belum dia kenal itu sebagai tawanan di Batam. Tindakan culasnya terpaksa ditempuh demi mencegah pernikahan sang papa dengan mamanya Jeta. Faqih tidak ingin papanya hanya akan menjadi tambang uang bagi wanita yang sangat buruk di matanya. Namun, kisah dan perasaan rumit justru terjadi di antara keduanya. Terlebih, Jeta dipercaya Faqih menjadi asistennya! Tetiba musibah menyapa Jeta begitu aib. Dirinya hamil sebab kesalahan fatal satu malam dengan pria asing di Batam. Tidak disangka, abang tiri adalah orang yang maju dalam mengganti posisi calon suami. Abang tiri menawarkan diri sekaligus memaksa menikahi.
Basahin
Chapter: Bab 104 Kembali
Tangis bayi riuh bersahutan pagi ini. Terdengar dari kamar di luar yang berlainan. Entah di mana ibu para bayi masing-masing. Yang jelas tangis lolong pilu mereka terus membahana dan lama. “Bayi-bayi konser itu, pada ke mana mominya masing-masing?” bisik Faqih di telinga Jeta yang sedang dalam dekapan dadanya. “Aku tidak tahu. Lagi shalat subuh mungkin …,” sahut Jeta menebak asal. Sisa napas masih menderu di dadanya. Faqih baru saja selesai menyentuhnya kembali pagi-pagi. “Ini belum datang waktu subuh, belum adzan, Sayang. Apa jangan-jangan lagi ehem ehem juga kayak kita …?” Faqih tersenyum menggoda. Rambut di pucuk kepala sang istri diciuminya ulang-ulang. “Bisa jadi, ya …,” sahut Jeta membenarkan, lalu menggigiti kecil dada suaminya dengan gemas. Faqih menahan suara pekiknya dan mengaduh lirih kegelian. “Jangan nakal, Jeta. Aku bisa berteriak.” Faqih menjauhkan sedikit kepala istrinya. “Jeta, itu yang sudah kita kasih angpau di dapur semalam, yang siapa? Aku nggak bisa b
Huling Na-update: 2024-08-15
Chapter: Bab 103. Tanpa Ada Malu
Setelah merasa malas untuk beranjak dan pergi ke kamar mandi, Jeta terpaksa bersedia saat diajak untuk menemani. Mereka berdua pun mandi bersama dengan penuh kebisingan. Entah apa saja yang dimainkan dan dilakukan di dalam sana, yang jelas waktu yang diperlukan jauh lebih lama dari pada mandi biasanya. “Mak Mah belum datang?” tanya Faqih sambil merebah lagi di ranjang. Masih dengan baju koko dan sarungnya. Mereka sambung shalat subuh berjamaah setelah mandi pun bersama.“Belum, ini kepagian. Biasanya habis anak bungsunya pergi ke sekolah,” sahut Jeta sambil melipat mukena dan sajadah. Ingin hati menyusul suami ke pembaringan. Tetapi ingat jika melahirkan konon butuh ekstra perjuangan, Jeta memilih gerak keluar kamar. Seperti biasa, mencabut kotak salad buah dari kulkas. Seleranya benar-benar tidak peduli waktu dan kondisi.“Jeta, ayo ikut ke Hotel Tugu! Aku lupa, Ahmad akan pergi ke Juanda pagi ini!” Ajakan Faqih yang tiba-tiba sangat mengejutkan. Untung Jeta tidak tersedak. “Sebent
Huling Na-update: 2024-06-05
Chapter: Bab 102. Unboxing
Faqih dan Jeta meninggalkan masjid besar di ujung gang yang buka hingga dua puluh empat jam sepanjang hari dan tanpa dijaga satpam. Beberapa pengurus dan jamaah masih terlihat duduk i'tikaf di sana, baik di dalam maupun di serambi. Meski malam sudah merangkak, mereka terlihat nyaman dan tenang di sana. “Ada apa …?” Faqih yang dari kamar mandi dan kini menutup pintu berpapasan dengan Jeta. Sudah berganti baju tidur dan tidak lagi berkerudung. Namun, tampak terkejut memandang Faqih.“Aku … Ingin makan salad dulu. Apa keberatan?” Suara Jeta terdengar kikuk. Faqih berjalan mendekati.“Meski tidak sabar lagi untuk jenguk anak, aku tetap tidak keberatan. Daripada nanti di atas ranjang yang kamu pandang aku, tetapi yang kamu pikir dan sebut justru salad buah,” jawab Faqih tersenyum menggoda sang istri.“Gombal …!” seru Jeta dengan raut yang malu. Faqih hanya diam dan tersenyum. Diikutinya Jeta keluar kamar dan berjalan ke dapur.“Sebenarnya aku pun ingin sesuatu darimu, Jeta,” ucap Faqih sa
Huling Na-update: 2024-06-04
Chapter: Bab 101. Tidak Nyaman
Setelah dari klinik kandungan, mereka bukan lantas langsung pulang. Melainkan pergi ke arah berlawanan dari jalur jalan pulang. Jeta membawa Faqih ke Ramayana Mall di depan alun-alun Kota Malang. Berbalanja berbagai makanan dan barang. Oleh-oleh Faqih untuk seseorang yang harus dikunjungi. Sebab memang sudah janji ingin silaturahim dan berkenalan saat dirinya bertandang ke Malang di Jawa. Yang mana niat itu sudah dia sampaikan pada Jeta jauh-jauh hari sebelumnya. “Ayo di makan dulu, ngapain pulang cepet-cepet?” Seorang wanita berdaster longgar dengan menggendong bayi, menyuruh Faqih dan Jeta untuk lekas makan. Ada satu panci besar berisi bakso berkuah yang masih panas dan berkebul asap di meja makan. Juga ada sayur daun katu serta ikan sambal yang tidak lagi tampak panas. Meski sangat suka, Jeta mengambil sayur daun katu yang tampak hijau dan segar itu sedikit. Ingat jika Riri sedang masa menyusui. Daun katu sangat bagus untuk memperlancar produksi air susu ibu. Dan Jeta merasa
Huling Na-update: 2024-06-03
Chapter: Bab 100. Jenguk Anak
Batu nisan bentuk persegi dari keramik dengan nama Ny Arlita tertulis di sana, diusap tangan saat awal datang dengan sebuah salam. Faqih mengakhiri doa ziarah kubur pada makam almarhum ibu mertua pun dengan usapan tangan di batu nisan. Serta sebuah salam kembali di akhirnya.Jeta juga berdiri mengikuti gerak suaminya. Berpamit lirih dengan caranya dan kemudian mengulur tangannya pada Faqih. Mereka berdua bergandeng tangan meninggalkan lokasi makam sang ibu dengan berjalan hati-hati dan lurus. Mengikuti tapak jalan sempit di antara makam-makam. “Angkatlah, Jeta,” ucap Faqih. Ponsel Jeta sudah banyak kali berdering di dalam tasnya sejak masih di dalam lokasi makam. Kini mereka sudah di luar dan Faqih sedang mencuci kaki, tangan dan membasuh wajah. Sambil menyimak tenang percakapan sang istri yang terdengar seru di panggilan.“Ada apa?” Faqih mengelap wajah dengan sapu tangan dan Jeta pun menatapnya, panggilan ponsel telah ditutup beberapa detik yang lalu.“Aku ada undangan pesta nikaha
Huling Na-update: 2024-06-01
Chapter: Bab 99. Feel Good
Pria tampan itu tampak frustasi meski akur dengan penolakan halus sang istri. Meski sama-sama penuh desir dengan gelombang meninggi, keduanya bersepakat menunda.“Faqih, apa kamu marah?” Jeta bertanya segan dengan ekspresi khawatir. Mendongak menatap Faqih yang masih menata napas memburu dan terengah. Menutup mata rapat sambil memeluk Jeta dengan pakaian yang sama-sama lepas berantakan. “Faqih, maaf, bukan aku tidak mau. Tapi aku sangat takut. Bukan aku tidak percaya padamu, tapi aku akan menanyakan pada dokter kandungan, apa kondisiku baik dan tidak bermasalah untuk menerima servis apa pun dari suamiku. Apa kamu mau mengerti?” Jeta kembali bertanya segan dengan menahan rasa malu. Tapi bukan rasa waswas dan cemas, sangat percaya jika Faqih adalah lelaki berwawasan dan bijak. Bukan melulu nafsu dan hasrat yang dikejar.“Faqih …,” panggil Jeta lagi yang mulai tidak sabar dengan kebungkaman pria yang sedang memeluk eratnya. “Hemm … tetapi aku tidak puas, Jeta. Aku sangat ingin membuat
Huling Na-update: 2024-05-31
Maaari mong magustuhan
MISTERI KEMATIAN ISTRIKU
MISTERI KEMATIAN ISTRIKU
Romansa · Herofah
10.4K views
Miracle You
Miracle You
Romansa · Drama Hati
10.4K views
Mr arrogant Mrs simple
Mr arrogant Mrs simple
Romansa · Mulyarial Gare
10.4K views
(Not) A Wedding Agreement
(Not) A Wedding Agreement
Romansa · shimizudani
10.3K views
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status