Gerimis malam di luar bukan mereda tetapi justru kian menderas. Membawa hembus angin dengan hawa dingin ke segenap penjuru Kota Surabaya. Kota padat yang biasa gerah, kini sedikit sejuk semilir udaranya.
Rasa adem di luaran, tidak berlaku hal sama di sebuah ruang kamar milik lelaki pendatang dari pelosok negeri yang sedang berasyik masyuk dengan seorang gadis yang juga pendatang dari negara seberang.
“Aku bukan tikus kecil yang labil. Ayolah. Hampir dini hari, aku akan terbang pagi-pagi. Bisa tidak kita melakukannya dalam beberapa jam sebelum pagi?” Suara serak Amira terdengar seksi dan menggoda.
Sebagai lelaki unggul, Dimas sudah seperti tersengat listrik pada setiap inci di tubuhnya. Susah payah menahan napas agar tidak menjadi desis dan desah. Jujur, antara teringin dan menahan. Tangan Amira telah begitu nakal dan liar.
Kaki jenjang nya pun berjinjit lagi demi kian merapatkan dua wajah. Bibirnya menyentuh pipi Dimas, perlahan bergerak ke arah telinga. Suara napas Amira mende