ANDINI's POV
Kehidupan seperti layaknya pengantin baru tidaklah berlangsung lama. Setelah seminggu tinggal di villa, kedekatanku dengan Baskara memang semakin terasa. Hanya saja, Mamanya datang terlalu cepat.
Saat pagi menjelang, Mamanya akan cepat-cepat membangunkan kami berdua dan menyuruhku untuk segera ke dapur. Aku tidak lebih baik dari seorang pembantu daripada menantu.
"Jangan terbiasa tidur lagi setelah subuh. Itu tidak bagus." Tangannya tak berhenti mengetuk pintu kamarku.
Baskara akhirnya membuka matanya. "Ini masih pagi, kenapa ribut-ribut begini?"
Kami berdua masih berada di bawah selimut sejak semalam. Akhirnya aku melepaskan diri dari cengkeraman tangannya yang kokoh itu.
"Mau ke mana kamu?" Tanya Baskara. Tubuhnya sebagian tak lagi tertutup selimut. Nampak dadanya yang penuh dengan lekukan sempurna.
"Ummm... mau ke dapur." Jawabku sambil berdiri terhuyung. "Aku mau ikut memasak."
Ba