Pramoedya tak kuasa menjawab pertanyaan tadi. Bibirnya sedikit terbuka, tapi tak ada yang terucap dari pria tampan tersebut. “Sayang.” Hanya itu yang bisa Pramoedya katakan. Berat bagi si pemilik mata hazel tersebut, untuk memberitahukan kondisi sebenarnya kepada sang istri.
“Kenapa? Apa aku sakit parah dan akan mati?” tanya Laila. Sepasang matanya mulai berkaca-kaca.
“Sst! Jangan bicara seperti itu. Aku tidak suka,” tegur Pramoedya, seraya menggeleng pelan.
“Lalu kenapa?” tanya Laila lagi setengah mendesak.
Pramoedya merasa terpojok dan serba salah. Dia benar-benar tak sanggup, memberitahukan penyakit yang Laila derita.
Beruntung, saat itu pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Dokter Hasan muncul bersama beberapa orang perawat. Mereka masuk dan menghampiri Laila.
"Apa kabar, Nyonya Laila?" sapa Dokter Hasan ramah. Sikapnya begitu hangat. Tak menunggu tanggapan dari Laila, dokter k