“Kamu bilang apartemen itu punya keamanan privasi yang tinggi, tapi kenapa dia bisa masuk?” Feli menatap Xavier dengan tatapan penuh tanya.
Xavier mendengus pelan. “Dia minta bantuan papa.”
Feli terdiam.
“Aku akui usahanya memang cukup berani dan dia pantang menyerah,” puji Xavier dengan malas. Tangan kokohnya sibuk pada kemudi. “Tapi aku belum puas memberi dia pelajaran. Kalau Kakak butuh bantuan untuk melenyapkan dia dari muka bumi ini, bilang saja padaku.”
Feli berdecak lidah sembari menonjok lengan kekar Xavier. “Nanti kamu kebingungan sendiri kalau Kimmy nanya ke mana papanya pergi.” Ia terkekeh hambar. Yah, walaupun Feli membenci pria itu tapi ia tak lupa ada Kimberly yang butuh sosok ayah.
Xavier baru akan menimpali ucapan kakaknya saat Kimberly tiba-tiba terbangun di kursi khusus anak di belakang.
“Mami, kita di mana? Aku lagi mimpi naik mobil ya, Mi?” Kimberly mengucek matanya lalu menggeliat sambil menguap.
Feli menoleh ke belakang dan menjulurkan satu tangannya untuk mengel