“Jadi, kamu biarkan dia menindasmu?” Reviana sungguh emosi. “Dia itu memang pembawa sial. Sewaktu kamu di Arkava Studio dulu, kamu malah dipecat gara-gara dia. Sekarang ketika masuk ke lokasi syuting, dia malah ingin mencelakaimu lagi. Kenapa hatinya bisa sejahat itu? Sebenarnya siapa yang telah membesarkannya?”
“Mungkin Kak Sonia cemburu karena aku mendapatkan kasih sayang dari Ibu. Tapi aku nggak bersalah, aku juga nggak takut. Tak peduli apa pun yang dilakukan Kak Sonia, asalkan aku melakukan pekerjaanku dengan baik, aku juga nggak merasa takut!” Stella merangkul lengan Reviana. “Ibu, kamu begitu mencintaiku. Meski aku dibenci sama Kak Sonia, aku juga nggak mempermasalahkannya!”
Reviana mengusap wajah Stella, lalu berkata, “Kamu pasti sangat menderita!”
“Nggak, kok. Nggak sama sekali!” Stella menggeleng. Dia pun berkata dengan lembut, “Aku hanya perlu kasih sayang dari Ibu saja.”
“Tentu saja Ibu sayang sama kamu. Kamu itu putri yang paling Ibu sayangi!” Reviana menenangkan Stella. “