Seminggu berlalu semenjak Ivy bisa membuka matanya, tapi kondisi Ivy belum juga kembali normal. Ia belum bisa menggerakkan tubuhnya atau pun berbicara.
Ia bahkan tidak bisa mengelus perut dan menanyakan kondisi janinnya sehingga Ivy terus diliputi dengan keresahan selama seminggu terakhir.
Yang bisa ia lakukan hanya membuka mata dan mendengarkan Evan yang setiap hari bercerita tentang banyak hal kepadanya, tidak seperti Evan yang sebelumnya bersikap begitu cuek kepadanya.
Dalam hati, Ivy senang karena Evan akhirnya bisa memaafkannya, namun apakah harus menunggu dirinya sakit dahulu?
“Hari ini saya sarapan nasi goreng,” ucap Evan, membuka percakapan pagi itu . Tentunya masih belum mendapatkan respons apapun dari Ivy.
“Kamu inget waktu saya pertama kali nginep di rumah kamu terus kamu masak nasi goreng buat saya?” ucap Evan sambil tertawa kecil, “Saya saat itu bener-bener takut kalau dapur kamu kebakaran,”
Kamar hening setelah ucapan Evan barusan. Ivy menahan pedih dalam hati.
Eva