author-banner
Rifary Maemuna
Author

Novels by Rifary Maemuna

Jejak Cinta Dibalik Pintu kamar

Jejak Cinta Dibalik Pintu kamar

Ivy, gadis 23 tahun yang penuh semangat, menjalani hari-harinya dengan mengelola bisnis aksesoris untuk anak dan perempuan. Meski keberaniannya terpancar lewat tawa dan canda bersama karyawan, bayang-bayang masa lalu terus menghantuinya. Ditinggalkan oleh orang tua sejak kecil, Ivy tumbuh dengan luka yang sulit disembuhkan, terutama ketika sang ibu tiba-tiba muncul dengan permintaan maaf yang tidak pernah ia inginkan. Di tengah gejolak emosinya, sebuah insiden di sebuah penginapan mengubah segalanya. Ivy secara tidak sengaja salah masuk kamar, dan di sanalah ia tanpa sengaja tidur satu ranjang dengan Evan, pria 30 tahun yang sukses mengelola restoran yang juga sama menyimpan rahasia pahit dari masa lalunya. Dalam kekacauan dan tawa getir dari pertemuan canggung itu, kedua insan terjebak dalam situasi yang memaksa mereka untuk menikah demi menghindari fitnah—dan secara mengejutkan, benih cinta pun mulai tumbuh di antara keanehan itu. Sementara itu, kehidupan Ivy semakin rumit dengan kembalinya Naufal, sahabat lamanya yang diam-diam menyimpan perasaan khusus. Keakraban antara Ivy dan Naufal kerap memicu rasa cemburu halus dari Evan, menambah bumbu emosi dan konflik dalam kehidupan rumah tangga mereka. Mampukah cinta tumbuh dari pertemuan tak terduga ini, atau akankah luka masa lalu dan rahasia yang tersembunyi terus mengikat nasib mereka?
Read
Chapter: Haruskah menikah?
Aku tidak menyangka bahwa hari ini akan menjadi begitu rumit. Walaupun sudah banyak alasan yang kuberikan, mereka tetap memaksa untuk datang ke rumahku. Ku katakan bahwa rumahku sudah tak layak huni dan bahkan berada di wilayah terpencil yang susah untuk pergi kesana tetapi mereka tak peduli. Hingga sekarang mereka berakhir di rumahku. "Oh, jadi ini yang dinamakan rumah tak layak huni?" kudengar Evan mengatakan sesuatu.Sekarang kami berada di ruang tamuku yang didominasi oleh palet warna putih dan abu-abu. Aku meliriknya dengan tatapan tidak suka. Ini semua gara-gara dia yang diam saja dan tak membujuk orang tuanya untuk menghentikan rencana pernikahan ini. "Jadi, nak Ivy, bisa kami bertemu dengan orang tua kamu?" tanya Pak Erwin setelah meminum sedikit kopi hitam yang sudah aku buat. "Sebelumnya, saya mau bercerita tentang keadaan keluarga saya yang sebenarnya pak."Setelahnya akupun menceritakan secara jujur keadaan keluargaku. Mulai dari kedua orang tuaku yang sudah bercera
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Aku tak mau menikah!
Aku begitu kaget dengan apa yang baru saja ku dengar. Rasanya konyol sekali menikah dengan seseorang yang baru aku kenal pagi ini dan itu pun gara-gara salah masuk kamar? Tidak masuk akal! Aku menatap sekeliling ruangan, mencoba mencari celah untuk membuktikan bahwa semua ini salah."Saya tidak mau," kataku dengan suara tegas. Aku menatap mata Pak Erwin, Bu Ela, dan tentu saja, Evan, yang tampak semakin kesal di balik semua kekacauan pagi ini. "Aku juga ga mau bun, masa aku harus menikah sama dia? Ga masuk akal," ujar Evan dengan nada kesal. Jelas laki-laki itu akan menolak rencana orang tuanya. Aku tidak habis pikir dengan Pak Erwin dan Bu Ela, bisa-bisanya mereka berencana menikahkan anak mereka dengan orang yang tidak mereka kenal? Aku memutar otak agar aku bisa pergi dari sini. Aku tidak peduli dengan rencana pernikahan yang tidak masuk akal ini. "Dengar, mungkin bagi kalian berdua ini tidak masuk akal. Tapi bagi kami sebagai orang tua inilah cara yang terbaik. Gimana kalau
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Salah Kamar?
Ivy terbangun karena suara teriakan seseorang yang tampak asing baginya. Sebuah suara wanita paruh baya terdengar lantang, "Apa yang sudah kalian lakukan??"Dia membuka mata perlahan, mencoba memahami apa yang terjadi. Ia terkejut mendapati lampu telah menyala. Yang membuatnya semakin bingung, ia mendapati dirinya sedang berpelukan. Bukan dengan bantal. Bukan dengan boneka. Tapi dengan seorang pria asing dan yang lebih parah lagi, pria itu tidak mengenakan baju, hanya celana panjang. Sementara Ivy sendiri? Hanya memakai tank top tipis berwarna hitam.Astaga. Ini mimpi, kan?!Pria itu, yang sepertinya baru terbangun juga menoleh ke arahnya dengan mata terbelalak. Setelah menyadari apa yang terjadi, dia langsung bangkit dari tempat tidur, mengambil kaos yang tergeletak di lantai, lalu memakainya dengan tergesa-gesa. Ivy yang masih syok buru-buru menarik selimut dan membungkus tubuhnya rapat-rapat.Tapi sebelum keduanya bisa berbicara, suara wanita tadi kembali menggema di ruangan."Apa
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Pelarian dari mimpi buruk
Setelah seharian sibuk di toko, Ivy akhirnya menemukan waktu sejenak untuk duduk santai di ruang kecil belakang toko sambil menikmati secangkir teh hangat. Suasana sepi di toko memberikan ruang bagi pikirannya yang terus bergulir tentang berbagai hal.Tak lama kemudian, teleponnya berdering. Telepon itu ternyata dari Dita, teman lamanya saat ia SMA."Hei, Ivy, gimana kabarnya? Denger-denger kamu masih setia sama aksesoris anak-anak gitu?" sapa Dita dengan nada bercanda.Ivy tertawa kecil. “Hehe, iya nih, Dit.”Dita melanjutkan, "Ah, Ivy, kamu itu unik deh. Tapi coba deh pikir-pikir, biar nggak ketinggalan zaman. Trennya kan sekarang banyak yang naik ke dunia fashion dewasa. Lagipula, kamu juga kan udah 23 tahun. Udah saatnya cari pasangan juga, biar nggak sendirian terus."Mendengar itu, Ivy tersenyum getir. Ia sudah sering mendapat dorongan seperti itu, tapi selalu dengan alasan yang sama. "Dengar, Dit, aku nggak cari pacar cuma-cuma. Aku percaya kalau segala sesuatu itu sudah diat
Last Updated: 2025-03-05
Chapter: Langkah Pertama: Antara Bisnis dan Kenangan
Di sudut jalan yang selalu ramai oleh cerita-cerita kota, ada sebuah toko kecil dengan jendela besar yang memancarkan kehangatan. Di balik kaca yang jernih itu, tampak rangkaian aksesoris cantik tersusun rapi—setiap potongan seperti bercerita tentang keindahan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Toko milik Ivy bukan sekadar tempat berjualan, ia adalah cermin dari seorang wanita muda yang telah menulis kisahnya sendiri melalui setiap karya jiwa dan sentuhan pribadi yang ia berikan.Ivy sudah lama dikenal oleh para pelanggan setianya. Di usianya yang baru menginjak 23 tahun, ia telah berhasil mengubah mimpi-mimpi kecil menjadi kenyataan. Dengan semangat yang tak pernah padam, ia menjalankan bisnis aksesoris untuk anak-anak dan perempuan—baik melalui toko offline maupun melalui platform online yang terus berkembang. Di balik kesibukan itu, terselip cerita-cerita kecil yang membuat setiap produk bukan hanya barang dagangan, melainkan karya yang menyimpan harapan dan perjuangan.Pagi
Last Updated: 2025-03-05
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status