Seperti yang pernah dikatakan sang terapis dua minggu lalu, Ivy akhirnya diperbolehkan kembali ke rumah karena hasil terapinya semakin membaik.
Tubuhnya memang belum sepenuhnya pulih. Namun dibandingkan dengan sebelumnya, kondisi Ivy sekarang jauh lebih baik. Warna di pipinya mulai kembali dan senyum kecilnya yang dulu hilang perlahan muncul kembali.
Di kamar rawatnya, Evan tengah sibuk membereskan barang-barang Ivy, dibantu oleh Ela, sang ibu yang tak henti memberi perhatian.
Setelah semua barang masuk ke dalam tas, mereka semua pun bersiap untuk keluar ruangan. Seorang perawat datang membawa kursi roda, Ivy langsung menggeleng pelan, ia sudah merasa kuat untuk berjalan. Apalagi ia sudah lama tak merasakan jalan kaki.
“Aku bisa jalan sendiri,” ucap Ivy.
Namun Ela segera menyentuh lembut bahu Ivy. “Ngga, kamu naik kursi roda aja. Takutnya kaki kamu belum kuat buat jalan,” ucap Ela.
Ivy menggelengkan kepala ingin menolak, namun Evan sudah lebih dulu angkat bicara.
“Bunda benar