Evan sedang memandangi Ivy dengan senyuman tipis. Di depannya Ivy sedang melakukan terapi bicara. Sudah satu bulan Ivy melakukan terapi dan kini Ivy kini sudah semakin lancar berbicara dan menggerakkan tubuhnya.
“Coba ulangi baca kalimat ini, jika sudah bisa kembali ke kamar,” ucap sang terapis kepada Ivy sambil menunjukkan sebuah kertas yang berisi tulisan.
Ivy membaca dengan saksama tulisan tersebut lalu dengan perlahan membacanya.
“A-aku ppa-pasti bi-bisa shembuh.”
Meski suaranya masih berat dan tersendat, kata-kata itu akhirnya terucap. Sang terapis langsung bertepuk tangan, senyum lebar mengembang di wajahnya.
“Nah, kamu hebat. Jika selama dua minggu ke depan selalu ada peningkatan, kamu pasti bisa diizinkan pulang,” ujar sang terapis penuh semangat.
Evan yang berdiri tak jauh dari mereka mendekat. Ia menoleh ke arah sang terapis dan berkata pelan, “Terima kasih, apakah Ivy sudah bisa kembali ke kamar?” tanya Evan.
Sang terapis mengangguk sambil tersenyum ramah. “Tent