Huruf Terakhir dari Dunia Lama
Langit yang semula berisi huruf-huruf tak terangkai kini mulai mengerut, seolah kata-kata yang menggantung di udara menyadari bahwa dunia sedang mengalami sesuatu yang tidak pernah tertulis dalam naskah manapun: kelahiran makna yang tidak ditentukan oleh penulis, pembaca, atau bahkan alur.
Di tengah pusaran suara yang belum pernah ditulis, Lena berdiri menghadap sebuah cermin raksasa. Tapi itu bukan cermin biasa. Cermin ini tidak memantulkan wajahnya. Ia justru memantulkan fragmen dari setiap niat yang pernah dia miliki — niat untuk melawan, niat untuk percaya, dan niat untuk menulis ulang dunia.
Kai menatap benda itu dengan napas tertahan. “Apa itu?” bisiknya.
Ustadz Faris melangkah mendekat. “Itu bukan sekadar cermin. Itu adalah huruf terakhir dari dunia lama. Huruf yang tidak pernah bisa dituliskan, karena siapa pun yang menulisnya... akan menjadi bagian dari dunia baru.”
Kapten Arya menghunus pedangnya, bukan untuk bertempur, tapi untuk menyentu
