Suasana kafe semakin ramai, meskipun masih ada tempat yang cukup tenang di sudut ruangan.
Ervan dan Shena duduk di meja tengah, keduanya duduk santai setelah diskusi tentang jadwal sidang perceraian Shena. Walaupun topik yang mereka bicarakan cukup berat, ekspresi mereka terlihat lebih ringan. Sesekali, mereka tertawa, berbagi kenangan lama, dan sedikit berbicara tentang masa depan yang tak lagi melibatkan Arya.
"Apa rencanamu ke depan jika sudah tak bersama dengan Arya?" tanya Ervan sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. Wajahnya tampak lebih santai, tetapi sorot matanya tetap mengandung keseriusan yang mendalam.
Shena mengedikkan bahu, matanya menerawang jauh.
"Aku belum tahu ... yang jelas, sekarang ini aku malah merasa sedikit lega, padahal ini baru awal dari semuanya. Aku sudah berusaha bertahan selama ini, tapi ternyata …," suaranya hampir hilang, seolah ada beban besar di dadanya.
Ervan mengangguk mengerti.
"Terkadang, melepaskan adalah langkah terbaik meskipun itu terasa su