"Silakan, Van," sahut Bu Rahayu sambil mengangguk. "Ibu di dapur kalau kalian butuh sesuatu."
Shena mengikuti Ervan menuju kamar Ergan di lantai atas. Langkah mereka terdengar pelan di koridor panjang yang didekorasi dengan lukisan keluarga dan foto-foto masa kecil Ervan serta Ergan.
Ervan mengetuk pintu sebelum membukanya. "Ergan, lihat siapa yang datang," katanya sambil tersenyum.
Dari dalam kamar, terdengar suara anak kecil yang terdengar antusias. "Tante Shena!"
Ergan, bocah laki-laki berusia lima tahun itu, langsung melompat dari tempat tidurnya dan berlari menghampiri Shena. Wajahnya yang pucat akibat sakit seketika berbinar cerah.
"Tante Shena, aku kangen!" serunya sambil memeluk erat pinggang wanita itu.
Shena tersenyum lebar, membelai rambut hitam pekat Ergan dengan lembut. "Tante juga kangen sama kamu, Sayang. Gimana kabarnya? Udah lebih baik?"
Ergan mengangguk.
"Sudah, Tante. Tapi aku masih nggak boleh main di luar terlalu lama," katanya dengan nada sedikit sedih.
"Makanya,