Di sebuah kafe mewah yang tersembunyi di tengah hiruk pikuk kota, Kevin duduk berhadapan dengan Lilian, mamanya yang selama ini menjadi penasihat licik sekaligus partner dalam segala rencananya.
Lilian tampak elegan seperti biasa, mengenakan setelan mahal dengan riasan sempurna, sorot matanya tajam penuh perhitungan.
"Kevin, mama sudah bilang sejak dulu, Priambodo bukan orang yang mudah dikendalikan. Dia terlalu kaku, terlalu berhati-hati." Lilian mengaduk kopinya perlahan, suaranya terdengar berat dan penuh pertimbangan.
Kevin mengusap wajahnya yang mulai lelah, frustasi karena kesabarannya yang setipis tisu masih harus terus diuji. Tidak mudah mendapatkan Cinta dan Chiara kembali, dan sulit meyakinkan Priambodo.
Pengusaha senior itu mampu mengendalikan pembicaraan di antara mereka. Setiap pertemuan akan diisi dengan pembicaraan serius dan melelahkan tentang bisnis mereka. Lalu beralih sebentar tentang keluarga. Setelahnya Kevin disuruh pergi begitu saja, tanpa adanya petunjuk apa pu