Setelah kurang lebih seminggu Papa Andin dirawat, hari ini adalah waktunya pulang. Namun sang papa harus terus dipantau kesehatannya oleh sang dokter.
"Opa opaa. Fara seneeeng banget opa udah pulang. Rumah sepi kalau nggak ada opaa" riuh Fara menyambut opanya pulang.
"Haha cucu opa lucu banget. Iyalah rumah sepi karena yang bisa bikin ketawa cuma opa"
"Haha iya, kalau oma sukanya marah-marah" bisik Fara pelan di samping opanya.
"Ssttt jangan keras-keras nanti oma denger"
"Hihi iya Opa tuh mata oma udah setajam pisau"
"Ekhm"
Belum sempat Pak Budi menjawab deheman dari seorang wanita paruh baya terdengar dari belakang.
"Kalian ini, bukannya ngomong baik-baik ke oma malah ngomongin yang jelek-jelek ya" ucap Mama Margareth dengan sok galaknya. Tangan yang bersidekap di dada membuat auranya semakin terlihat ganas.
Tentu, sang oma hanya bercanda, karena dirinya aslinya sangat mencintai cucunya itu.
"Omaaa, maafin Fara ya Fara janji nggak akan ngomongin oma lagi"
"Hmm" hanya itu yang keluar