Part 10
Abiyya mengendarai motornya dengan kencang. Hatinya benar-benar kacau. Rasanya masih tak rela istrinya menerima ponsel pemberian sang kakak. Memang benar ucapan Adit, dia belum bisa membelikannya handphone baru untuk Safira.
Dia menuju ke tempat tongkrongannya. Abi memarkirkan motor tak jauh dari sana. Sebuah bangunan mungil dari bilik bambu. Di depannya ada bekas empang ikan. Mereka biasa duduk dan nongkrong di sana. Eggy yang biasa berjaga di tempat itu. Bahkan tidur pun di tempat tongkrongan.
"Lu kenapa, Bi? Gak dapat jatah dari istrimu?" tanya Eggy heran. Raut wajah Abiyya ditekuk sedemikian rupa. Ia masih jengkel dan kecewa.
"Gitar, mana gitar?" tanya Abiyya. Ia langsung beranjak mengambil gitar itu dan langsung berlalu keluar. Duduk di rumput liar pinggir empang.
Ia mulai memetik alat musik itu dan menyanyikan lagu. Lagu yang terdalam ia nyanyikan dari sudut hatinya.
*"... Sumpah ku mencintaimu, sungguh ku gila karenamu, sumpah mati hatiku untukmu, tak ada yang lain ...