Mobil hitam Shaquelle akhirnya melambat, berbelok ke jalanan kecil yang lebih sepi.
Aurelie mulai duduk lebih tegak, tangan di pangkuannya. Jantungnya sedikit tidak teratur.Shaquelle melirik ke samping, memperhatikan perubahan kecil di gestur Aurelie. “Tenang aja, aku bukan tipe yang parkir lama sambil baca puisi.”Aurelie mendelik. “Aku lebih takut kamu buka playlist lagi.”Shaquelle tertawa pelan. “Tenang. Playlist udah aku taklukin.”Mobil berhenti perlahan di depan pagar rumah bercat putih. Lampu taman kecil menerangi jalan setapak menuju pintu depan. Rumah sederhana. Hangat. Cocok dengan bayangan Shaquelle tentang Aurel.Shaquelle mematikan mesin. Tapi tidak langsung bicara.Aurelie membuka seatbelt, lalu memutar tubuhnya sedikit ke arahnya.“Thanks,” katanya singkat.“Anytime,” jawab Shaquelle, suaranya pelan. “Makasih juga udah mau… nemenin hari absurd ini.”Mereka diam. Lagi. Tapi bukan diam aneh.Shaquelle menatap Aure