Seperti biasa, hari ini Aurelie datang tepat waktu. Meja rapi. Laptop terbuka. Kopi di sisi kanan.
Tapi seperti dua hari sebelumnya:
Tidak ada Shaquelle. Tidak ada gangguan. Tidak ada komentar konyol.
Dan yang paling mengganggu adalah…
Aurelie sudah mulai terbiasa.
Atau setidaknya—berusaha terbiasa.
“Mungkin ini bagus. Fokus. Hening. Enggak ada drama.”
“Kita pindah ruangan ya, rapat sebentar ….” Mira memberi instruksi dan satu persatu dari mereka keluar dari ruangan itu.”
Tapi kemudian, di tengah rapat pagi, Reza menyenggol siku Aurelie sambil berbisik,
“Eh, itu beneran pak Shaquelle absen tiga hari? Sakit? Pergi ke Jerman? Atau… kamu tolak dia sampai ngilang?”
Aurelie hanya menggeleng sambil mengetik.
Tapi… jawabannya tetap menggelitik di kepala.
“Tiga hari… dan aku belum pernah lihat ekspresi kantor se-normal ini.”
Tapi juga belum pernah se-bosan ini.
Suasana normal yang dirasakan Aurel dan tim R&D berbanding terbalik dengan suasana di Ruang CEO, Shaquelle duduk. Tegap