Rumah sakit milik tante Zara lebih terlihat seperti hotel bintang empat dengan fasilitas medis. Lobi mentereng. Interior calm. Pasien terlihat nyaman.
Tante Zara menyambut mereka dengan jas dokter dan senyum liciknya.
“Wah, observasi dadakan ya? Bagus, bagus. Biar si CEO-nya tahu realita bukan cuma dari presentasi PowerPoint!”
Shaquelle mencium pipi tantenya sekilas. “Tenang, Tan. Ini CEO paling serius hari ini.”
Aurelie membungkuk sopan. “Terima kasih sudah menerima kunjungan kami, Dokter Zara.”
“Aduh, Rel… jangan terlalu formal. Udah kayak calon mantu idaman.”
Shaquelle tersedak batuk-batuk kecil sedangkan Aurelie membeku.
“Maksudnya… calon SDM idaman. SDM berkualitas! Aduh lidah tante salah.” Tante Zara ngeles dengan ekspresi tak berdosa.
Mereka diajak keliling: ke bagian pendaftaran pasien, ruang dokter, sampai unit farmasi.
Aurelie mencatat. Fokus. Matanya tajam. Wajahnya serius. Tapi dari sisi pandang Shaquelle, itu semua justru sangat menggoda.
“Gila, cewek ini bahkan