"Memangnya kenapa kalau kita tidul beltiga di sini, Ayah?"
Kenzie justru berbalik bertanya padaku. Ya ampun, bukankah sudah sering kukatakan, ya? Kenapa dia masih belum paham juga?
Tapi, umur Kenzie masih terlalu kecil, wajar jika dia seperti ini. Mungkin, akulah yang harus lebih sabar.
Tatapan polos Kenzie membuat hatiku luluh. Aku mencoba menjelaskan dengan lembut, "Enggak bisa, Dek. Kan Ayah sudah bilang ... kalau Bunda dan Ayah nggak bisa bersama. Jadi kalau memang kamu mau tidur sama Ayah ... ya kita tidur berdua saja, di kamar Ayah, bagaimana?"
"Belalti Bunda ditinggal di sini sendilian dong, Ayah? Kasihan Bunda." Kenzie merengut, matanya terlihat berkaca-kaca memerhatikan Viona yang masih terlelap.
"Justru kalau kita bertiga, itu akan mengganggu Bunda, Dek. Kamu bilang 'kan kita main pesawat dulu sebelum tidur, nanti kalau kita mainnya di sini ... bisa-bisa Bunda kebangun, karena bisa saja kita berisik. Iya, kan?" Aku mencoba merayu.
Aku juga tidak ingin momen kebersamaanku den