PoV Kaivan
"Bu Alya tiba-tiba mau pergi, Pak!" Rani mengatakannya dengan suara bergetar, matanya menyorotkan kecemasan.
Alya? Mau pergi?
"Maksud Mbak Rani gimana? Pergi gimana? Alya kan masih belum sehat?" tanyaku tak mengerti.
Pertanyaan yang kucipta sendiri seketika membuat jantung berdegup kencang. Firasatku ini tidak baik.
Rani menggeleng cepat. "Bapak lihat dulu deh, dia udah beres-beres masukin baju ke dalam tas."
Ini Alya maksudnya apa, sih? Tadi baik-baik saja, kenapa sekarang ....
Ah, sulit.
Aku langsung melesat keluar, meninggalkan Azzam yang masih kebingungan di ruangan. Langkahku cepat, hampir berlari menuju kamar di lantai atas.
Akan tetapi, saat aku membuka pintu kamar yang kulihat justru hal yang biasa. Dia yang tadi berdiri di depan lemari, kemudian duduk di tepi ranjang.
"Ada apa, Mas?" Dia menatap aneh.
Aku menatap sekeliling. Tidak ada tanda-tanda Alya akan pergi atau sedang beres-beres seperti yang dikatakan Mbak Rani.
Aku menoleh, ke belakang. Menatap Mbak Rani