Wanita itu memukul kepalanya gemas. Bisa-bisanya dia malah diam aja saat Aldi melakukan hal yang terlarang bagi dirinya.
Berkali-kali ia menarik napas lalu menghembuskannya perlahan, sembari mundar-mandir lalu kemudian duduk kembali sambil berpikir.
"Kok bisa?" Sedari tadi ia hanya berucap kok bisa, kok bisa? Masih tidak percaya dengan apa yang ia lakukan tadi. Terdiam dan seolah menerima apa yang dilakukan suaminya.
"Mending aku pulang dulu, deh. Daripada di sini, nanti ketemu dia lagi. Kan malu."
Dia bergegas pergi setelah memberhentikan taxi, sepanjang jalan ia berpikir, sudah hampir satu Minggu tidak masuk ke kantor. Apa kabar rekan-rekan di sana, mereka pasti berpikir yang aneh-aneh lagi tentang dia.
Sesampainya di rumah, ia disambut oleh Azka yang bertanya di mana sang ayah berada. Karena takut sang anak merasa trauma tentang rumah sakit, Rania memberitahu sang anak bahwa Aldi ada kerjaan di luar kota, jadi tidak akan pulang ke rumah dalam beberapa waktu.
Anak itu mengangguk