Gauri berjalan menuju restoran yang terletak di lobi rumah sakit. Langkah wanita itu cukup pelan, seiring dengan pikiran yang masih penuh dengan kekacauan setelah pertemuan besar tadi.
Perut Gauri terasa kosong, tetapi dia tidak merasa lapar. Namun, Gauri tahu bahwa dia harus tetap makan untuk menjaga kesehatan karena merawat orang sakit membutuhkan banyak energi.
Begitu memasuki restoran, aroma makanan hangat langsung menyambut Gauri. Mata wanita itu menyapu ruangan, mencari meja kosong. Namun, pandangan Gauri terhenti ketika dia melihat Ezra di area merokok, duduk dengan santai sambil mengepulkan asap dari rokok yang terselip di jarinya.
‘Ezra benar-benar merokok?’ pikir Gauri sambil mengangkat kedua alisnya. Wanita itu teringat saat dirinya masuk ke kamar Ezra di griya tawang yang sangat kental dengan bau nikotin.
Tanpa berpikir panjang, Gauri mendekati meja Ezra. Ketika wanita itu menarik kursi dan duduk di depannya, Ezra mendongak dengan alis terangkat.
“Sejak kapan kamu mulai me