Beberapa saat sebelumnya...
Sebelum mengajak Zayn ke mesin kopi, Diandra sudah sempat melirik ke arah pintu UGD. Matanya tidak sengaja menangkap sosok Qiana yang baru turun dari motor dan berjalan masuk ke gedung rumah sakit, tentu saja sambil membawa kotak kue yang dihias pita kuning kecil. Senyum manis langsung tersungging di bibir Diandra. 'Pas banget. Kesempatan bagus...'
Sore ini, entah kenapa, keinginan untuk menguji perasaan Qiana muncul begitu saja di kepalanya. Ia ingin tahu seberapa besar pengaruh Qiana di mata Zayn. Sekaligus, ada kepuasan tersendiri saat bisa membuat Qiana cemburu.
Maka, dengan nada yang terkesan santai dan penuh perhatian, Diandra mengajak Zayn untuk minum kopi. Padahal di benaknya sudah terancang rencana kecil: tumpahkan kopi, bikin kedekatan seolah-olah terjadi tanpa sengaja, dan biarkan Qiana melihatnya.
Begitu mereka berdiri di dekat mesin kopi, Diandra sengaja memperlambat gerakan, membuat momen itu seolah natural. Dan saat kopi sudah di tangannya