PoV Sudira
Aku kira, dengan ‘Bermain’ kasar, membuat dia takut dan membatalkan niat menyuruhku untuk membunuh orang. Ternyata malah membuatnya ketagihan. Dasar wanita gak waras! Semakin aku siksa, dia semakin menggila. Kalau tak ingat hartanya, semalam sudah kubunuh perempuan licik itu.
“Aku mau pulang," ucapku hendak keluar kamar.
“Sayaaang ... pokoknya aku gak mau tahu, Minggu depan kamu harus nyusul ke Swiss. Aku ... mau ‘main’ kayak tadi lagi ....” Tangannya mencoba membuka kancing kemejaku. Segera menepisnya kasar.
Gila! Wanita gila!
“Sebelum ke Swiss, kamu harus tanda tangani surat pengalihan nama pemilik perusahaan dulu. Menjadi nama aku!” tandasku tegas.
Ratih terkejut. Berusaha tersenyum meski bibirnya terluka.
“Gak bisa dong, Sayang ... kerjanya aja belum, kok udah minta imbalan," sahutnya manja. Dulu, sebelum ia menyuruhku membunuh orang,