Mak Ti mengangguk, ekspresinya seakan mengatakan bahwa hal ini wajar saja.
Ayu menghela napas, berusaha menepis pikirannya yang mulai berlarian ke arah yang tidak seharusnya. "Ah… nggak. Gak mungkin, kan?" batinnya.
Ia mengusap wajah, mencoba mengembalikan fokusnya. "Ya udah, Mak. Saya siap-siap dulu ya."
Mak Ti tersenyum. "Baiklah. Kami tunggu di bawah, ya."
Setelah pintu tertutup, Ayu menghela napas panjang, lalu berjalan menuju wastafel. Percikan air dingin menyentuh wajahnya, membuatnya sedikit lebih segar.
Ia berdiri di depan lemari, tangannya terulur, menyentuh deretan pakaian yang tersusun rapi. Matanya menelusuri satu per satu sebelum akhirnya mengambil sebuah dress yang terlihat cantik namun tetap sederhana.
Saat mengenakannya, ia melangkah ke depan cermin.
Sejenak, ia tertegun.
Pantulan d