"Project besar, Bib?"
"Iya, project memberikan Ummi menantu idamannya," jawab dr. Ahmad membuat Anjani tertunduk.
Rasa bersalah kembali menyapa Anjani, ingin rasanya ia katakan alasan yang sebenarnya pada dr. Ahmad, supaya lelaki itu berhenti mengharapkannya.
Akan tetapi ia merasa tak mampu. Menceritakan kembali luka lama begitu menyakitkan baginya, di sisi lain, ia khawatir kedepannya akan merasa semakin tidak nyaman, jika dr. Ahmad mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.
Ia merasa ini belum saatnya, ia khawatir rasa malu dan tak percaya diri akan mendominasi saat orang lain mengetahui kekurangan dalam dirinya, sehingga mempengaruhi performa kerjanya.
"Bib, saya harap Bib Ahmad berhenti mengharapkan itu terjadi," ucap Anjani setelah cukup lama terdiam.
"Memangnya kenapa, An? Bukankah semua hanya soal waktu?"
"Saya hanya tidak ingin Habib menunggu hal yang tidak pasti itu terlalu lama."
"Ini sudah menjadi keputusan saya, An, dan kamu tidak berhak mengatur apa yang menjad