Bab 42 MJDMP
"Paman saya, Bib?" Anjani mempertegas.
"Iya, Paman kamu."
"Apa bisa jika Paman saya tidak perlu hadir, Bib?" tanya Anjani yang sebenarnya sudah diperkirakan oleh dr. Ahmad.
"Bisa saja, asalkan ada wali lainnya. Apakah ada?" tanya dr. Ahmad balik. Sebab walau Anjani janda, sebaiknya pernikahan tetap dengan seizin walinya.
Anjani tampak berpikir, ia teringat akan Kakek dari Ayahnya yang sudah tak pernah ia kunjungi lagi sejak orang tuanya pergi. Bahkan kabarnya pun tak ia ketahui.
"Sebenarnya ada, Bib. Kakek saya dari pihak ayah. Akan tetapi sudah lama saya tidak mendengar kabarnya." Anjani tertunduk sedih.
"Kenapa begitu, An?" tanya dr. Ahmad penasaran.
"Sebab saya tidak pernah lagi berkunjung ke sana sepeninggal orang tua saya, Bib. Awalnya dulu, si Mbah sempat meminta agar saya diasuhnya, akan tetapi, paman saya melarang, ia menyatakan bersedia mengasuh saya, sebab memang ia tak memiliki anak. Paman yang mengasuh saya adalah adik dari ibu saya.
Dan sejak saat itu, Paman