"Apa aku belum mati?" ucap lirih Emilia yang terbaring lemah di tempat tidur pasien dengan selang infus tertancap di nadi pergelangan tangannya.
Dokter Elena menoleh dari meja kerjanya dengan senyuman iba. Dia bangkit lalu menghampiri Emilia. "Belum. Kuharap kau tetap kuat bertahan hidup di penjara yang keras ini, Emmy!" jawabnya memberi dukungan.
"Kuakui rahimku telah dioperasi ketika terjadi komplikasi melahirkan anak pertamaku yang meninggal sebelum lahir. Namun, bukan berarti aku bebas dijadikan mangsa para predator seksual di penjara jahanam ini, Dok. Jiwaku perlahan menuju ke jurang kematian, mentalku memang sekuat baca sehingga tak mungkin hilang kewarasan. Akan tetapi, harga diriku hancur lebur lantas bagaimana aku masih bisa berharap untuk terus hidup?" Emilia menangis tersedu-sedu mencurahkan isi hatinya kepada dokter penjara itu.
Dokter Elena sulit untuk menjawab, dia hanya menepuk-nepuk bahu Emilia sembari tersenyum bersimpati. "Aku akan mencoba mendiskusikan dengan Sersan