Letta tengah sibuk melihat semua jadwal Nathan yang sangat padat. Dia mengatur waktu dan bahkan memberikan jeda sebisa mungkin pada tiap jadwal untuk menghindari adanya keterlambatan pada setiap jadwal.
“Letta, ingat proyek kemarin saat aku melakukan meeting di restoran dekat perusahaan?” tanya Nathan, yang sedang menyetir menuju ke perusahaan.
“Ya? Kenapa?” Leta mengangkat kepala dan menoleh dengan tangan masih memegang pulpen.
“Itu proyek yang sangat besar. Nilainya bisa menyentuh di angka 50 M. Nilainya bisa terus naik kalau negosiasinya lebih lancar,” ujar Nathan.
Letta yang tak pernah mendengar nominal sebesar itu hanya melongo. Ia meletakkan penanya dan memikirkan uang sebesar jumlah yang dikatakan Nathan barusan.
“Se- Sebesar itu?” Letta masih terkejut.
Nathan menganggukkan kepalanya. “Kita akan melakukan perjalanan bisnis ke luar pulau. Jadi, pastikan kamu menyiapkan diri,” beritahu Nathan.
“Tunggu, tunggu,” Letta agak terlambat menyadari. “Kita? Jadi, maksudmu aku juga ikut?”