Share

Sekedar Basa-basi

Author: Dek ita
last update Last Updated: 2025-06-24 15:19:10

Ia segera bangun dan mencoba untuk mengajak bicara ramah Joe yang baru saja masuk.

“Ah, iya. Aku baru akan merapikan tempat rapat agar nanti saat orang lain datang, semua sudah siap dan tinggal mulai,” ucap Letta.

“Mau aku bantu? Kebetulan aku senggang,” ujarnya.

“Terima kasih,” sahut Letta.

Tanpa ia sadari, Letta sudah melupakan ancaman Nathan yang bahkan belum setengah jam berlalu. Ia mulai sibuk menyusun kursi dengan jumlah yang sesuai agar terlihat apik, karena Nathan orangnya agak sensitif dengan kerapian.

Joe membantu menyebarkan kertas yang dibawa Letta yang sudah dijadikan sebuah kumpulan tipis bagi setiap orang yang akan ikut dalam rapat.

“Ini kali pertama kita mengobrol. Aku sempat penasaran, darimana kamu kenal Nathan?” Joe mengajaknya mengobrol dengan mereka yang tidak berhadapan.

“Cukup lama. Aku kenal dia dari sebelum dia menikah dengan Jenna. Karena kebetulan Jenna itu sahabatku,” sahut Letta.

“Wow. Kalau kamu memang sahabat istrinya, kenapa kamu tak bekerja dengannya d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Obsesi Gila Suami Sahabatku   Ajakan Jenna

    Letta sedang memasak di dapur rumah Nathan. Ia kenakan pakaian santai, sebab sekarang adalah hari libur. Sambil bersenandung, Letta memotong wortel dan sayuran untuk membuat sup yang enak.“Letta,” sapa Jenna, yang bar saja selesai mandi dengan handuk baju pada tubuhnya.“Hei. Tumben kamu di rumah. Apa kamu libur juga?” sapa Letta, balik.“Haha, iya. Besok aku ada undangan besar,” sahut Jenna.Sahabatnya duduk di meja makan, menuang susu kotak besar yang tersedia di sana. Mereka jarang berkumpul. Apalagi setelah Letta mulai bekerja dengan Nathan, mereka nyaris tak pernah duduk bersama lagi setelah yang terakhir.“Owh, benarkah? Kamu datang dengan siapa?” Letta bertanya, sambil memasukkan sayuran yang baru saja dia potong.“Maunya sendiri. Tapi, di undangannya ada tulisan plus one. Jadi, aku harus mengajak seseorang,” jawab Jenna.Letta menganggukkan kepala. Ia tahu ini hanya sekedar basa-basi di antara mereka berdua. Terlebih, sudah lama mereka tidak duduk berdua, berbicara satu sama

  • Obsesi Gila Suami Sahabatku   (+) Mengaku Milikku

    Nathan menghentikan tangannya, dan membuat Letta makin terlihat merengek. Wanita itu kini akan mengikuti segala perintah meski harus berlutut sekalipun. Nathan ingin punya istri seperti ini, yang menurut, dan merengek padanya.“Tapi, kita harus menjelaskan terlebih dahulu, apa status kita,” ucap Nathan.Jemari Nathan yang ada di dalam dirinya bergerak sedikit, membuat Letta merasakan sensasi berbeda, yang membuatnya sedikit berkedut sesaat.“Kamu yang putuskan, Letta. Bagaimana baiknya?” tanya Nathan.Dalam tatapan Nathan padanya membuat Letta merasa terhanyut. Kasih sayang seorang pria yang baru pertama ia rasakan, sentuhan yang membuatnya melayang, serta perasaan tidak karuan yang membuatnya tak bisa tinggal diam.Tangan Letta memegang pipi Nathan, mengelusnya dengan pelan dan mulai turun memegang dada serta perut Nathan yang berotot. Ia menyukai tubuh itu! Ini kali pertama ia melihat tubuh seorang pria yang sangat bagus.“Kamu mau jadi milikku?” tanya Nathan, yang berkata kembali k

  • Obsesi Gila Suami Sahabatku   (+)Peringatan Tegas

    Ia berusaha merebut ponsel itu, tetapi gagal. Nathan sudah menjauhkan terlebih dahulu dan tersenyum puas. Letta tak tahu kalau Nathan sempat mengambil video dirinya yang tengah tak sadarkan diri itu.“Jadi, kamu paham Letta, kenapa aku menekankan bahwa kamu itu milikku?”“Ini pengancaman, Nathan! Ini kejahatan!” Letta melawan.“Ahh, kejahatan, ya? Tapi, Letta, kamu mendapatkan uang dariku setelah apa yang kita lakukan. Kamu tidak lupa, kan?” Nathan mengingatkan.Letta terpaku setelah mendengar ucapan Nathan. Ia baru teringat akan dirinya yang memberikan seluruh tubihnya untuk Nathan, karena digelapkan akan uang yang ditawarkan oleh Nathan.“Aku melakukan ini bukan semena-mena atas keinginanku sendiri, Letta. Aku melakukan ini karena kita sudah membicarakannya,” ujar Nathan.Letta sedikit gemetar. Ia kembali melihat sisi Nathan yang baru. Seperti beda orang yang membuat Letta sampai tak berkutik di tempatnya.“Jadi, kamu paham kenapa aku memintamu mendengar perintahku?” tanya Nathan, d

  • Obsesi Gila Suami Sahabatku   Sekedar Basa-basi

    Ia segera bangun dan mencoba untuk mengajak bicara ramah Joe yang baru saja masuk.“Ah, iya. Aku baru akan merapikan tempat rapat agar nanti saat orang lain datang, semua sudah siap dan tinggal mulai,” ucap Letta.“Mau aku bantu? Kebetulan aku senggang,” ujarnya.“Terima kasih,” sahut Letta.Tanpa ia sadari, Letta sudah melupakan ancaman Nathan yang bahkan belum setengah jam berlalu. Ia mulai sibuk menyusun kursi dengan jumlah yang sesuai agar terlihat apik, karena Nathan orangnya agak sensitif dengan kerapian.Joe membantu menyebarkan kertas yang dibawa Letta yang sudah dijadikan sebuah kumpulan tipis bagi setiap orang yang akan ikut dalam rapat.“Ini kali pertama kita mengobrol. Aku sempat penasaran, darimana kamu kenal Nathan?” Joe mengajaknya mengobrol dengan mereka yang tidak berhadapan.“Cukup lama. Aku kenal dia dari sebelum dia menikah dengan Jenna. Karena kebetulan Jenna itu sahabatku,” sahut Letta.“Wow. Kalau kamu memang sahabat istrinya, kenapa kamu tak bekerja dengannya d

  • Obsesi Gila Suami Sahabatku   Mencoba Berbaur

    Letta tengah sibuk melihat semua jadwal Nathan yang sangat padat. Dia mengatur waktu dan bahkan memberikan jeda sebisa mungkin pada tiap jadwal untuk menghindari adanya keterlambatan pada setiap jadwal.“Letta, ingat proyek kemarin saat aku melakukan meeting di restoran dekat perusahaan?” tanya Nathan, yang sedang menyetir menuju ke perusahaan.“Ya? Kenapa?” Leta mengangkat kepala dan menoleh dengan tangan masih memegang pulpen.“Itu proyek yang sangat besar. Nilainya bisa menyentuh di angka 50 M. Nilainya bisa terus naik kalau negosiasinya lebih lancar,” ujar Nathan.Letta yang tak pernah mendengar nominal sebesar itu hanya melongo. Ia meletakkan penanya dan memikirkan uang sebesar jumlah yang dikatakan Nathan barusan.“Se- Sebesar itu?” Letta masih terkejut.Nathan menganggukkan kepalanya. “Kita akan melakukan perjalanan bisnis ke luar pulau. Jadi, pastikan kamu menyiapkan diri,” beritahu Nathan.“Tunggu, tunggu,” Letta agak terlambat menyadari. “Kita? Jadi, maksudmu aku juga ikut?”

  • Obsesi Gila Suami Sahabatku   (+) Demi Undangan

    Jenna memandangi secara bergantian ke arah sang kekasih dan pria yang tengah merangkulnya. Ia paham maksud ucapan itu.“Ma- Maksudnya ak- aku harus-““Darling…, bukankah kamu benar-benar ingin? Ini cara tercepatnya, Sayang,” ucap James, sambil menyentuh hidung Jenna.Jenna membeku. Ia terkejut akan ucapan kekasihnya yang dengan santai memberikan dirinya agar bisa melayani temannya ini.“Tapi, kalau kamu tidak mau, tak apa. Lagipula deadline acaranya sudah dekat. Kamu bisa datang tahun depan kalau kamu mau bersabar,” James langsung mengatakan ancaman tersiratnya.Itu jelas waktu yang terlalu lama bagi Jenna. Ia dari dulu sudah bermimpi untuk bisa datang ke acara besar itu. Menunggu satu tahun lagi bukan waktu yang sebentar. Terlebih, tak mungkin ia bisa bertemu langsung dengan panitia penyelenggaranya.James duduk di sofa dengan sedikit melemparkan tubuhnya. “Kalau tidak mau tidak apa. Masih banyak orang yang mengantre untuk slot kosong itu,” ujar James sambil tersenyum lebar,“A- Aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status