"Itu telepon dari ..., ehm, kasih tahu nggak ya?" mas Andi menggodaku dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Ih, paling dari cewek lain ya," semprotku manyun.
"Hahahaha, emang aku ada tampang buaya daratkah Honey?" tanya mas Andi.
"Mas jangan bercanda ya, itu telepon dari siapa sih? " tanyaku penasaran sekali. Masak iya telepon dari cewek lain tapi mas Andi berani menerima panggilan teleponnya di hadapanku.
"Tadi telepon dari detailer obat* Honey bunny sweety baby, " jawab mas Andi sambil mengacak rambutku.
Aku bernafas lega. 'Kirain telepon dari cewek lain,' batinku.
"Sewaktu awal masuk disini kan ada beberapa detailer yang menawarkan macam-macam obat padaku, nah, terus aku minta brosur produk obatnya, aku bandingkan satu sama lain, terus akhirnya aku memilih detailer yang bisa memasok lebih murah tapi kualitasnya sama dengan pabrik lain untuk diajak kerja sama menyetok obat ke tempat klinikku nanti," jelas mas Andi panjang lebar.
"Emang mas Andi sudah siap untuk membangun klinik? buka