“Kamu enggak seharusnya memperlakukan Hannah seperti itu, Dek!”
Aku menatap Mas Hanung dengan sorot tak percaya. Padahal aku sudah menjelaskan apa yang terjadi tapi ternyata dia tak pernah berniat membelaku. Berbeda saat dulu Hannah berbuat ulah yang merugikan, terutama untukku, Mas Hanung adalah garda terdepan yang akan membelaku.
Ke mana perginya suamiku itu? Entah apa yang merasuki Mas Hanung sampai membutakan pengamatannya seperti itu.
“Mas, aku memperlakukan Hannah sesuai tindakannya,” kataku, berusaha menahan getar di suaraku. Tanganku terkepal kuat menahan gelombang emosi yang mulai membesar. Siap meledak kapan pun. “Dia mengambil uang di butik, Mas. Tanpa izin. Dan itu bukan jumlah kecil. Ditambah lagi dia seenaknya memakai barang pribadi aku.”
“Itu kan cuma tas!” sergah Mas Hanung. “Dan soal uang, Hannah pasti cuma pinjam. Kamu aja yang keburu marah duluan.”
Aku terkekeh pelan, su