Di dalam kabin SUV berwarna perak, suara radio mengalun pelan, sesekali diselingi tawa ringan dua penumpangnya–Akash dan Asha. Setelah hubungan mereka disebarkan ulang lewat media CMP, mereka lebih sering berangkat dan pulang bersama, tidak lagi ada yang ditutupi, apalagi setelah Akash mulai menunjukkan tanda-tanda kebucinan akut.
Rutinitas pagi mereka nyaris menjadi ritual sakral, membuat sarapan seperti pagi tadi, berangkat bersama, membicarakan hal-hal remeh, dan saling melempar godaan yang manis, kadang konyol.
“Sha,” panggil Akash membuat Asha yang sedang tersenyum melihat keluar jendela menoleh padanya.
“Kenapa Mas?” tanya Asha.
“Kamu hari ini beda,” ucap Akash membuat Asha mengerutkan keningnya pelan.